2012/2020. Perjanjian manusia dengan Allah. Jauh sebelum dilahirkan ke dunia, manusia terikat perjanjian dengan Allah. Perjanjian tersebut adalah tentang keberimanan mereka kepada Allah. Para rasul pun juga tak lepas dari perjanjian kepada Allah. Seluruh rasul yang diturunkan Allah ke dunia, diutus untuk mengingatkan janji tersebut.
Meskipunmemang Tawadhu ini tidak dapat mengubah manusia secara fisik, tetapi pahala dari penerapan Tawadhu-nya niscaya dapat menaikkan derajatnya menjadi semakin tinggi, Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tidaklah berkurang harta karena sedekah, tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf, kecuali dia akan mendapatkan
loading...Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah berkata bahwa hati manusia dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Foto ilustrasi/Ist Di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati. Apabila hati kita baik bersih maka baik pula iman dan amalnya. Dalam satu hadis, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata bahwa hati manusia dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Baca Juga Inilah Ayat yang Lebih Dicintai Rasulullah dari Seisi Bumi عَنِ ابن عُمَرَ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلَيِ عَلَيهِ وَسَلٌمَ اِنٌ هذِهِ القُلُوبَ تَصدَأ الحَدِيدُ اِذَا أصَابَهُ المَاءُ، قِيلَ يَارَسُولَ اللٌهِ وَمَا جِلآوُهَا ؟ قَالَ كَثُرَةُ ذِكرِ الَموتِ وَتلآوَةُ القُرانِ. رواه البيهقي في شعب الإيمانDari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air." Beliau ditanya "Wahai Rasulullah , bagaimana cara membersihkannya?" Rasulullah bersabda, "Memperbanyak mengingat maut dan membaca Al-Qur'an ." HR. Al-BaihaqiDalam Kitab Fadhail Qur'an karya Syeikh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawy dijelaskan, penyebab hati berkarat adalah banyaknya dosa dan lalai dari dzikrullah. Dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an dan mengingat maut, hati akan menjadi bersinar kembali. Hati itu bagaikan cermin, semakin kotor cermin itu maka semakin redup sinar makrifat yang dipantulkannya. Sebaliknya, semakin bersih cermin itu, semakin terang pantulan sinar makrifatnya. Karena itu, barangsiapa terperosok ke dalam godaan nafsu maksiat dan tipu daya setan, maka ia jauh dari makrifatullah. Untuk membersihkan hati yang kotor, para ulama suluk tasawuf menganjurkan agar melakukan mujahadah dalam riyadhah, dzikrullah, dan beribadah. Disebutkan dalam beberapa hadis, apabila seseorang hamba berbuat dosa, maka muncullah satu titik hitam di hatinya. Jika ia sungguh-sungguh bertaubat, maka akan muncul titik hitam lainnya, dan demikianlah seterusnya. Baca Juga 40 Hadis Keutamaan Al-Qur'an 1 Jika dosa yang dilakukannya begitu banyak, maka hati akan menjadi hitam sehingga hilanglah keinginan untuk beramal saleh. Bahkan hati selalu condong ke arah kejahatan. Al-Qur'an telah menyebutkan tentang hal ini dalam ayat "Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka". QS. Al Muthaffifin [83] 14 Rasulullah SAW bersabda, "Aku tinggalkan pada kalian dua nasihat, yang satu berbicara, dan yang lain diam. Yang berbicara adalah Al-Qur'an dan yang diam adalah mengingat maut."Baca Juga 5 Obat Hati yang Jarang Diketahui Manusia Nasihat-nasihat beliau itu akan bernilai bagi mereka yang siap menerima dan menganggapnya penting. Sedangkan bagi mereka yang menilai bahwa agama itu tidak berharga dan hanya menghalangi kemajuan. Tentu ia tidak akan mempedulikan nasihat tersebut, apalagi Hasan Al-Bashri berkata "Orang-orang dahulu memahami Al-Qur'an itu sebagai firman Allah. Sepanjang malam mereka sibuk bertafakkur dan bertadabbur terhadap Al-Qur'an memikirkan isi kandungan Al-Qur'an, dan sepanjang harinya mereka sibuk mengamalkannya. Sedangkan kalian hanya memperlihatkan huruf, fathah, dan dhamahnya, tanpa menganggapnya sebagai firman Allah, sehingga tidak pernah mentafakkuri dan mentadabburinya".Semoga kita diberi taufik agar dapat mengamalkan Al-Qur'an dan senantiasa mengingat mati.Baca Juga Ustaz Adi Hidayat Ajarkan 2 Cara Cepat Mendapatkan Hidayah Wallahu Ta'ala A'lamrhs
Hatipulalah yang berfungsi sebagai server, yang menerima dan menterjemahkan bahasa ilham kepada manusia. Dengan tekhnologi "fitrah" (kesucian) yang integrated pada hati, fungsinya tak akan lekang oleh waktu dan akan selalu aktif selama manusia masih hidup. Terkadang manusia lupa, meski canggih dan multifungsi, kapasitas akal tetap ada batasnya.
Kehidupan mengajar manusia sesuatu yang baru, memberi manusia inspirasi dan kadang kala menjadikan manusia berada pada tahap yang berbeza. Manusia tidak selamanya akan berada pada satu titik yang sama, akan ada masa ke hadapan atau suatu hari nanti dia akan berada pada titik yang berbeza. Ia dipanggil perubahan. Sinonimnya perubahan manusia dikaitkan dengan hati kerana hati lah merupakan tempat yang membuat perubahan. Akal dipandukan oleh gerak hati dan hati ini adalah milik Allh jallawaala. Firman Allah “Sesungguhnya Allahlah yang membatasi antara manusia dan hatinya.” QS Al-Anfal 24 Manusia tidak akan statik dalam kehidupan sebaliknya manusia akan sampai masa ia berubah pada titik-titik yang tertentu. Boleh jadi orang yang kita sangka dia jahat tapi suatu hari nanti dia menjadi seorang yang baik, boleh jadi kita menyangka dia baik tidak mustahil suatu hari nanti dia menjadi jahat. Manusia yang dulunya syadidkeras dalam membuat sesuatu keputusan boleh betukar kepada kenyataan yang lebih ringan. Manusia dulu membenci seseorang kini berubah menjadi manusia yang paling menyayangi seorang. Firman Allah azawajal “Dan Kami bolak-balikkan hati mereka dan penglihatan mereka.”QS Al-An’am 110 Perubahan manusia itu disebabkan beberapa perkara diantaranya pengalaman, suasana, dan ilmu. Ini adalah perkara yang utama dikaitkan dengan perubahan manusia. Biar pun perubahan itu sedikit tetapi ia adalah permulaan untuk perubahan yang lebih besar. Manusia yang merantau dan berdikari dilihat lebih berpotensi untuk berubah kerana dia mendapat pengalaman suasana dan ilmu yang baru. Kemungkinan pengalaman itu memberi ransangan untuk dia berubah ke arah yang lebih baik. Pengalaman juga membentuk jati diri dan membuatkan manusia lebih bersyukur dan sedar akan kehadiran tuhan kerana mereka melihat ini melalui pengalaman. Suasana juga diantara faktor utama dalam membawa perubahan kepada manusia. Lihat sahaja di zaman Rasulullah ketika tawanan diikat pada tiang masjid nabawi, dia diislamkan oleh suasana yang dibawa oleh Rasulullah Suasana ini sekarang susah dicari. Manusia tidak nampak suasana baik yang memberikan mereka motivasi untuk berubah. Apa yang ada hanyalah suasana buruk yang dibawa oleh sebahagian umat Islam sendiri. Kata sebahagian sarjana Islam “aku tidak nampak Islam di negara arab sebaliknya aku nampak Islam di Barat”. Demikian lah suasana ini tidak menjadi senjata untuk kita berubah lagi hanya tinggal pada teori dan sejarah sahaja. Ilmu pengetahuan membezakan manusia dan membawa perubahan pada kehidupan. Para ulama dahulu juga ada pendapat terdahulu dan pendapat terkemudian. Ilmu juga menangkat martabat seseorang. Ada manusia yang dahulunya solat tanpa mengetahui dalil kini dia solat dan mengetahui dalil perbuatannya itu. Manusia berubah kerana ilmu dan ilmu tidak disempitkan pada ilmu syariah semata. Oleh itu belajar dan terus belajar dengan itu Allah akan campakkan keinginan untuk berubah kepada kebenaran. Allah Azza wa Jalla berbicara kepada kita tentang perubahan dalam dua surah, yaitu surat Al-Anfal dan Ar-Ra’d. Di dalam surat Al-Anfal Allah berfirman “Demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” QS Al-Anfal [8] 53 Dan di dalam surat Ar-Ra’d Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” QS Ar-Ra’d [13] 11 Jadilah manusia yang ingin berubah kepada kebaikkan. Kalau dulu kita rasa kita banyak melakukan kejahatan muhasabah diri dan berazam untuk berubah. Jika dahulu kita jahil dan banyak meninggalkan sunnah maka koreksi diri berazam dan banyak lah melakukan sunnah yang sahih. Meskipun kehidupan manusia sentiasa berubah namun dua perkara jangan sesekali diubah iaitu keimanan kepada Allah dan ketaatan kepadaNya. Oleh kerana itu, Rasulullah saw sentiasa berdoa agar diberikan ketetapan hati untuk mentaati Allah swt. “Wahai Zat Yang Memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepadaMu!”HR Muslim Akhir sekali banyakkan berdoa supaya hati kita terus istiqomah dijalan dakwah ini. Terus istiqamah dijalan kebaikan ini. Kita juga para daie perlu berdoa kepada sasaran dakwah kita supaya Allah lembutkan hati mereka dan memberi mereka jalan hidayah. Muhammad Nazirul Bin Mohamad Musidi Sweileh, amman, jordan 7/11/2014
Selamatberibadah di SIB Alamesra secara online.Tuhan Memberkati
Jakarta Dalam Islam, salah satu keyakinan mendasar tentang Allah adalah kemampuannya untuk membalikkan hati atau dikenal dengan Allah Maha Membolak-balikkan Hati. Sifat Allah ini menandakan kekuatan Allah untuk mempengaruhi dan mengubah hati dan pikiran individu sesuai dengan kehendak-Nya. Memahami konsep ini sangat penting bagi umat Islam yang mencari bimbingan dan hubungan dengan Yang Mahakuasa. Allah maha membolak balikkan hati mengacu pada Al Quran, di mana dijelaskan bahwa Allah memiliki kendali penuh atas emosi, keyakinan, dan motivasi individu. Atribut ini berasal dari ayat-ayat dalam Al-Qur'an dan Hadits yang menyoroti kedaulatan Allah atas hati manusia. Ini mencakup gagasan bahwa Allah dapat mengubah, mempengaruhi, dan membimbing hati manusia sesuai dengan kebijaksanaan dan rencana ilahi-Nya. Memahami bahwa Allah adalah Pembalik Hati memiliki implikasi yang signifikan bagi umat Islam. Ungkapan Allah maha membolak balikkan hati, juga mengingatkan orang-orang beriman akan ketergantungan mereka pada Allah untuk bimbingan, pertumbuhan spiritual, dan pencapaian kebenaran. Ini menekankan perlunya mencari campur tangan ilahi dan memohon kepada Allah untuk membimbing dan menyucikan hati seseorang. Untuk lebih memahaminya, berikut ini telah rangkum dari berbagai sumber makna Allah maha membolak-balikkan hati, beserta dengan dalil dan doa-doa yang berhubungan, Senin 5/6/2023.Dan informasi seputar haji, sempat tertunda karena pandemi Covid-19, jemaah tertua asal Ponorogo, Jawa Timur, akhirnya dipastikan berangkat menunaikan ibadah haji meski tanpa pendamping kepergian nenek Salamah menjalankan rukun Islam kelima ke tanah ...Ilustrasi Islami, muslim. Photo by Paras Upadhyay on PexelsMakna Allah Maha Membolak-balikkan Hati merujuk pada sifat Allah yang memiliki kekuasaan untuk mengubah atau menggerakkan hati seseorang sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam konteks ini, "hati" bukan hanya merujuk pada organ fisik yang memompa darah, tetapi juga mencakup emosi, keyakinan, dan motivasi dalam diri seseorang. Istilah ini berasal dari ayat Al-Qur'an dalam Surah al-Anfal, ayat 53, yang berbunyi "Demikianlah Allah membuat kebimbangan dalam hati orang-orang kafir." Ayat ini menggambarkan bahwa Allah memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi keputusan dan tindakan orang-orang kafir untuk mencapai tujuan-Nya. Pemahaman tentang makna ini bervariasi di antara para ulama dan masyarakat Muslim. Secara umum, keyakinan ini menunjukkan bahwa Allah adalah penguasa mutlak atas segala sesuatu, termasuk hati dan pikiran manusia. Allah dapat memberikan hidayah kepada siapa pun yang Dia kehendaki, serta mengubah hati orang-orang sesuai dengan kebijaksanaan dan rencana-Nya. Namun, penting untuk memahami bahwa Allah tidak memaksakan kehendak-Nya kepada individu. Dia memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih, tetapi hati mereka dapat dipengaruhi dan diubah oleh-Nya. Bagaimanapun, perubahan hati tersebut tetap bergantung pada kemauan dan upaya individu untuk mencari petunjuk dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Penting untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep ini melalui mempelajari ajaran Islam dan mengkonsultasikan dengan ulama atau tokoh agama yang kompeten. Dalil tentang Allah Maha Membolak-balikkan HatiIlustrasi ucapan tahun baru Islam Photo by Khusen Rustamov on PixabayAda beberapa dalil dalam Al-Qur'an dan Hadis yang menjelaskan makna Allah adalah Maha Membolak-balikkan Hati. Berikut adalah beberapa di antaranya Al-Qur'an, Surah al-Anfal, Ayat 53 "Demikianlah Allah membuat kebimbangan dalam hati orang-orang kafir." Al-Qur'an, Surah al-Baqarah, Ayat 7 "Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan di atas penglihatan mereka ada penutupan. Dan bagi mereka siksa yang amat berat." Al-Qur'an, Surah asy-Syu'ara', Ayat 225 "Allah tidak mengampuni dosa penyembahan kepada-Nya, tetapi Dia mengampuni segala dosa yang selain dari penyembahan kepada-Nya, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang menyembah tuhan yang lain dari Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka baginya siksa yang amat pedih." Hadis Riwayat Muslim Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hati seorang hamba berada di antara dua jari-jari dari jari-jari Rahman Allah. Allah membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya." Hadis Riwayat Abu Dawud Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya hati seorang hamba berada di antara dua jari-jari dari jari-jari Rahman, Dia membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya." Hadis Riwayat Muslim Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah menarik suatu negeri kepada negeri lain atau menarik manusia dari sekelompok manusia lainnya, sehingga dia akan ditinggalkan di tengah-tengah mereka atau Dia menundukkan mereka untuk orang itu. Kemudian hati mereka akan diputar seperti alur bubur hingga tidak ada bagian dari hati itu yang kosong, lalu orang itu akan melompat dari langit dan bumi dalam keadaan suka." Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa Allah memiliki kekuasaan dan kuasa untuk membolak-balikkan hati manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Namun, perlu diingat bahwa pemahaman terhadap dalil-dalil ini harus dilihat dalam konteks keseluruhan ajaran Islam dan dengan bimbingan dari ulama yang tentang Allah Maha Membolak-balikkan HatiIlustrasi ucapan tahun baru Islam Photo by Rayn L on PexelsBerikut ini adalah doa yang berhubungan dengan Allah Maha Membolak-balikkan Hati dalam bahasa Arab, diikuti dengan transliterasi Latin dan artinya اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ Allahumma ya muqallibal qulub, thabbit qalbi 'ala dinik. Artinya "Ya Allah, wahai Yang Membolak-balikkan Hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu." اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى طَاعَتِكَ Allahumma ya muqallibal qulub, thabbit qalbi 'ala ta'atik. Artinya "Ya Allah, wahai Yang Membolak-balikkan Hati, teguhkanlah hatiku pada ketaatan kepada-Mu." اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ أَثْبِتْ قَلْبِي عَلَى حُبِّكَ Allahumma ya muqallibal qulub, a th bit qalbi 'ala hubbik. Artinya "Ya Allah, wahai Yang Membolak-balikkan Hati, kokohkanlah hatiku pada cinta kepada-Mu." اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى طَرِيقِكَ Allahumma ya muqallibal qulub, thabbit qalbi 'ala tariqik. Artinya "Ya Allah, wahai Yang Membolak-balikkan Hati, teguhkanlah hatiku pada jalan-Mu." اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى الْإِيمَانِ Allahumma ya muqallibal qulub, thabbit qalbi 'ala al-iman. Artinya "Ya Allah, wahai Yang Membolak-balikkan Hati, teguhkanlah hatiku pada iman." Doa-doa ini bisa digunakan sebagai ungkapan ketulusan hati kita kepada Allah SWT untuk memohon kekuasaan-Nya dalam mengubah dan menjaga keadaan hati kita agar selalu lurus di jalan-Nya. Allah Maha Membolak-balikkan Hati adalah sifat Allah yang mendalam dalam Islam, melambangkan otoritas-Nya atas hati individu. Hal ini menyoroti keyakinan bahwa Allah dapat mempengaruhi dan mengubah hati sesuai dengan kehendak ilahi-Nya. Memahami konsep ini memperdalam ikatan antara Muslim dan Allah. Dengan mengakui Allah sebagai Pembalik Hati, orang-orang beriman dapat menemukan penghiburan dan arah dalam perjalanan spiritual mereka, menaruh kepercayaan mereka pada kebijaksanaan dan kebajikan-Nya.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bisikanbisikan setan akan mengubah pendirian manusia. Sehingga, tidak jarang manusia berpindah dari jalan yang benar menuju jalan salah yang dimurkai Allah. 2. Membuat Lupa Larangan. Tidak sedikit manusia yang berhasil dirayu setan sehingga mereka lupa terhadap larangan Allah. Sebelumnya ia adalah muslim yang taat.
HINANYA HATI YANG KERAS Oleh Ustadz Said Yai Ardiansyah Lc, شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍMaka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya sama dengan orang yang hatinya keras? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. [az-Zumar/3922]Ringkasan Tafsir[1] “Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk menerima agama Islam”, yaitu dengan dipermudah untuk mengenal-Nya, bertauhid kepada-Nya, taat akan perintah-Nya dan menjadi bertambah semangat untuk mengerjakan ajaran Islam. Dan ini adalah pertanda yang baik bagi seseorang.“Lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya”, yaitu cahaya kebenaran yang membuat hatinya bertambah yakin. Apakah mereka itu sama dengan orang yang hatinya keras? Tentu saja tidak sama.“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh”, yaitu mereka yang hatinya tidak lunak ketika diingatkan akan Allâh, tidak khusyû’, tidak paham, tidak sadar dan selalu membangkang.“Mereka itu dalam kesesatan yang nyata” yang akan mengantarkan mereka kepada Memiliki Sifat Setiap manusia memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat-sifat tersebut pun bisa berubah-ubah setiap waktu. Begitu pula hati, dia pun memiliki sifat. Hati bisa menjadi sehat dan juga bisa menjadi sakit. Allâh Azza wa Jalla berfirmanفِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًاDalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allâh penyakitnya …. [al-Baqarah/210]Hati juga bisa menjadi lunak dan juga bisa menjadi sekeras batu. Allâh Azza wa Jalla berfirmanثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةًKemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. [al-Baqarah/274]Begitu pula hati bisa mengkilap, bersinar dan bisa juga menjadi hitam kelam sebagaimana diterangkan di beberapa hadits Rasûlullâh Shalllallahu alaihi wa sallam . Oleh karena itu, sebisa mungkin seorang Muslim memperhatikan kondisi hatinya setiap saat, jangan sampai menjadi hati yang keras atau mulai mengeras sehingga nantinya akan menjadi keras dan sulit menerima kebenaran. Na’ûdzu billâhi min dzâlik. Bahaya Hati yang Keras Ayat di atas dengan jelas menerangkan bahwa orang yang hatinya keras sangat tercela dan dalam kesesatan yang nyata. Mâlik bin Dînâr t pernah berkata, “Seorang hamba tidaklah dihukum dengan suatu hukuman yang lebih besar daripada hatinya yang dijadikan keras. Tidaklah Allâh Azza wa Jalla marah terhadap suatu kaum kecuali Dia akan mencabut rasa kasih sayang-Nya dari mereka [2]Tanda-tanda Hati yang Keras atau Mulai Mengeras Hati yang keras atau mulai mengeras memiliki tanda-tanda sebagai berikutBermalas-malasan dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan, serta meremehkan suatu terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat al-Qur’ân yang dibacakan. Berbeda dengan kaum mu’minîn, hati mereka akan bergetar jika dibacakan ayat-ayat al-Qur’ân atau diingatkan akan Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙSesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allâh gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka karenanya, dan hanya kepada Rabb-lah mereka bertawakkal [al-Anfâl/82]Tidak terpengaruh hatinya dengan berbagai ujian, musibah dan cobaan yang diberikan oleh Allâh Azza wa Jalla . Allâh berfirman. اَوَلَا يَرَوْنَ اَنَّهُمْ يُفْتَنُوْنَ فِيْ كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً اَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوْبُوْنَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُوْنَDan tidakkah mereka orang-orang munâfiq memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak juga bertaubat dan tidak pula mengambil pelajaran? [at-Taubah/9126]Tidak merasa takut akan janji dan ancaman Allâh Azza wa JallaBertambahnya kecintaan terhadap dunia dan mendahulukannya di atas akhiratTidak tenang hatinya dan selalu merasa gundahBertambahnya dan meningkatnya kemaksiatan yang dilakukannya. Allâh Azza wa Jalla berfirmanفَلَمَّا زَاغُوْٓا اَزَاغَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَMaka tatkala mereka berpaling dari kebenaran, Allâh memalingkan hati mereka. Dan Allâh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. [ash-Shaf/615]Tidak mengenal atau tidak membedakan perbuatan ma’ruf dan Kerasnya Hati Hati menjadi keras tentu ada penyebabnya. Penyebab-penyebab kerasnya hati di antaranya adalah sebagai berikutKesyirikan, kekufuran dan sebab yang paling besar yang dapat menutupi hati seseorang dari menerima kebenaran. Allâh Azza wa Jalla فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا ۖ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ ۚ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَAkan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, karena mereka telah mempersekutukan Allâh dengan sesuatu yang Allâh sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zhalim [Ali Imrân/3151]Mengingkari perjanjian yang dibuat kepada Allâh Azza wa JallaAllâh Azza wa Jalla berfirmanفَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةًTetapi karena mereka melanggar janjinya, maka kami laknat mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. [al-Mâ-idah/513]Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Abu Bakr Al-Jazâiri, “Melanggarnya perjanjian dengan car tidak konsisten dengan apa yang ada di dalamnya yang berupa perintah dan larangan.”[3]Banyak tertawaNabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaلاَ تُكْثِرُوا الضَّحِكَ ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَJanganlah kalian banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati [4]Banyak berbicara dan banyak makanBisyr bin al-Hârits pernah berkata, “Ada dua hal yang dapat mengeraskan hati banyak berbicara dan banyak makan.”[5]Banyak melakukan dosaNabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaإِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ ، صُقِلَ قَلْبُهُ ، فَإِنْ زَادَ ، زَادَتْ ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ [[ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ]] Sesungguhnya seorang Mukmin jika melakukan dosa, maka akan ada bintik hitam di hatinya. Jika dia bertaubat dan berhenti dari dosa tersebut serta memohon ampunan, maka hatinya akan mengkilap. Apabila dia terus melakukan dosa, maka bertambah pula noktah hitam itu. Itu adalah ar-rân penutup yang disebutkan oleh Allâh di kitab-Nya Sekali-kali tidak demikian, Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. [al-Muthaffifîn/8314]Lalai dari ketaatanAllâh Azza wa Jalla ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَDan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allâh, mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allâh dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allâh. Mereka itu seperti binatang-binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. [-A’râf/7179]Lagu-laguan dan alat musikAbdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu berkataالْغِنَاءُ يُنْبِتُ النِّفَاقَ فِى الْقَلْبِ Lagu-laguan menumbuhkan kemunafikan di dalam hati [6]Suara wanita yang menggodaAllâh Azza wa Jalla berfirman. إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًاMaka janganlah kamu tunduk menghaluskan suara dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik QS. al-Ahzâb/3332Melakukan hal-hal yang merusak hatiHal-hal yang merusak hati sangatlah banyak. Akan tetapi, dari semua itu ada lima hal yang menjadi faktor perusak hati. Kelima hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Ibnul-Qayyim t “Adapun lima hal yang merusak hati adalah banyak bergaul berkumpul dengan manusia, banyak berangan-angan, tergantung kepada selain Allâh Azza wa Jalla , kekenyangan banyak makan dan banyak tidur. Inilah kelima hal utama yang dapat merusak hati ”[7]Obat Hati yang Keras Hati yang keras juga memiliki obat agar dia bisa kembali melunak. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat melunakkan hatiBeriman kepada Allâh Azza wa Jalla dan selalu meningkatkan Azza wa Jalla berfirmanوَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُBarangsiapa yang beriman kepada Allâh niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya [at-Taghâbun/6411]Banyak mengingat Allâh ber-dzikr dan membaca al-Qur’ân dengan men-tadabburi-nya memahami dan merenungi maknanya.Allâh Azza wa Jalla berfirmanالَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُYaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah! Hanya dengan mengingati Allâh-lah hati menjadi tenteram [ar-Ra’d/ 28]Belajar ilmu syar’i ilmu agamaTidak diragukan lagi, bahwa ilmu syar’i dapat membimbing seseorang untuk menjadi hamba Allâh Azza wa Jalla yang bertakwa. Di awal surat Ali Imrân, Allâh Azza wa Jalla memuji orang-orang yang memiliki ilmu yang dalam. Tahukah pembaca, doa apakah yang mereka ucapkan? Doa yang diucapkan oleh mereka adalahرَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُYa Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati-hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi karunia. [Ali Imrân/38]Merekalah yang lebih tahu akan Rabb-nya bila dibandingkan orang-orang awam dan mereka juga lebih tahu bahwa hati manusia bisa berubah-ubah, sehingga mereka berdoa dengan doa kepada Allâh dari hati yang tidak khusyû’ dengan doa yang telah diajarkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , yang berbunyiاللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَاYa Allâh! Aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang bermanfaat, dari hati yang tidak khusyû’, dari jiwa yang tidak kenyang dan dari doa yang tidak dikabulkan [8]Berbuat baik terhadap anak yatim dan orang miskinDiriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya seseorang mengadu kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tentang hatinya yang keras. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam, pun bersabdaإِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ ، فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ ، وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِJika engkau ingin agar hatimu menjadi lunak, maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim [9]Banyak mengingat kematianDiriwayatkan dari Shafiyah x bahwasanya seorang wanita mendatangi Âisyah x dan mengadukan keadaan hatinya yang keras. Kemudian Âisyah pun berkata, “Perbanyaklah mengingat kematian, engkau akan mendapatkan apa yang kau inginkan.” Kemudian wanita itu pun mengerjakannya. Setelah itu, dia pun mendapatkan petunjuk di hatinya dan bersyukur kepada Âisyah radhiallâhu anhâ.[10]Sa’îd bin Jubair[11] dan Rabî’ bin Abi Râsyid[12] rahimahumallâh pernah berkataلَوْ فَارَقَ ذِكْرُ الْمَوْتِ قَلْبِي سَاعَةً خَشِيت أَنْ يَفْسُدَ قَلْبِيSeandainya mengingat kematian terpisah dari hatiku sekejap saja, saya takut hatiku akan menjadi rusakBanyak berziarah kuburAbu Thâlib, seorang murid Imam Ahmad, pernah berkata, “Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Abu Abdillâh Imam Ahmad tentang bagaimana melunakkan hatinya. Beliau pun menjawab, Masuklah ke dalam pemakaman dan usaplah kepala anak yatim.’.”[13]Menghadiri majlis ta’lim dan majlis nasihatMenghadiri majlis-majlis seperti ini sangat berpengaruh terhadap hati manusia. Mari kita perhatikan apa yang dikatakan oleh al-Irbâdh bin Sâriyah Radhiyallahu anhu , “Pada suatu hari Rasûlullâh Shalllallahu alaihi wa sallam mengerjakan shalat, kemudian menghadap ke kami dan memberikan nasihat yang sangat menyentuh, yang membuat mata-mata menangis dan hati-hati menjadi takut.”[14]Menjauhi sebab-sebab terjadinya fitnah dan dosaAgar hati kita tidak menjadi keras, maka kita berusaha sekuat mungkin untuk menjauhi sebab-sebab terjadinya dosa atau fitnah. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla melarang para Sahabat bertanya atau meminta sesuatu hal kepada istri-istri Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kecuali dari belakang Azza wa Jalla berfirmanوَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّDan apabila kamu meminta sesuatu keperluan kepada mereka istri- istri Nabi, maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka [al-Ahzâb/3353]Makan makanan yang halalImam Ahmad rahimahullah pernah ditanya oleh seseorang, “Dengan apa hati bisa menjadi lunak?” Kemudian beliau pun menjawab, “Ya bunayya wahai anakku! Dengan makan makananan yang halal.”[15]Shalat malamBeribadah dan mendekatkan diri kepada Allâh di waktu sahûr sebelum SubuhBerteman dengan orang-orang yang solehIbrâhim al-Khawwâsh rahimahullah pernah berkataدَوَاءُ الْقَلْبِ خَمْسَةُ أَشْيَاء قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ بِالتَّدَبُّرِ, وَخَلَاءُ الْبَطْنِ, وَقِيَامُ اللَّيْلِ, وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ السَّحْرِ, وَمُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَObat hati ada lima macam, yaitu membaca al-Qur’ân dengan men-tadabburi-nya, mengosongkan perut, shalat malam, mendekatkan diri kepada Allâh di waktu sahûr dan duduk-duduk berteman dengan orang-orang yang soleh[16]KesimpulanHati memiliki sifat-sifat yang bisa yang telah dibukakan hatinya untuk menerima agama Islam dan taat kepada Allâh tidak sama dengan orang yang berhati yang berhati keras akan mendapatkan ancaman yang sangat besarOrang yang berhati keras memiliki sifat-sifat tertentu seperti yang sudah dipaparkan di atas. Seyogyanya seorang Muslim selalu melakukan introspeksi bisa menjadi keras disebabkan oleh beberapa hal. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita menjauhi sebab-sebab yang keras pun dapat diobati dengan berbagai cara yang telah yang telah terjerumus kepada kemaksiatan atau merasa bahwa hatinya sangat keras, maka harus segera bertaubat dan Allâh akan mengampuni orang-orang yang benar-benar bertaubat bermanfaat dan mudah-mudahan Allâh selalu menjaga hati kita agar tetap lunak. مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ وَطَاعَتِكَ. آمِيْنDaftar PustakaAisarut-Tafâsîr li kalâm Aliyil-Kabîr. Jâbir bin Musa wa At-Tanwîr. Muhammad Ath-Thâhir bin Âsyûr. 1997. Tunusia Dar Qaswatil-Qalb. Al-Hâfizh Ibnu Rajab Al-Hanbali dan muqaddimah muhaqqiq-nya, Abu Maryam Thâriq bin Âtif Hijâzi. Dâr Ibni Abdurrahmân bin Abil-Hasan al-Jauzi. Tahqîq Mushthafâ Abdul-WâhJâmi’ul-Bayân fî ta’wîlil-Qur’ân. Muhammad bin Jarîr ath-Thabari. Beirut Muassasah Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ûd al-Baghawi. 1417 H/1997 M. RiyâdhDâr Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Beirut Dâru Ihyâ’ At-Turâts Al- Ahmad bin Al-Husain Al-Baihaqi. 2003 M/1423 H. Riyâdh al-Qur’ân al-Azhîm. Ismâ’îl bin Umar bin Katsir. 1420 H/1999 M. Riyâdh Dâr sumber-sumber lain yang sebagian besar telah dicantumkan di footnotes.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XIV/1431H/2011M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] Diringkas dari Tafsîr at-Thabari XXI/277-278, Tafsîr Ibni Katsîr III/334-336 dan VII/93 dan at-Tahrîr wa At-Tanwîr XXIV/63-64. [2] Ma’âlimut-Tanzîl VII/115. [3] Aisarut-Tafâsîr I/338. [4] HR. Ibnu Mâjah no. 4193 dan yang lainnya Dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni di Shahîh Ibni Mâjah. [5] Hilyatul-Auliyâ’ VIII/350 . [6] HR. al-Baihaqi dalam Syu’abil-Îmân VII/107 dan yang lainnya Hadîts mauqûf ini dinyatakan shahîh isnâd-nya oleh Syaikh Al-Albâni dalam Silsilah Adh-Dha’îfah ketika men-takhrîj hadîts no. 2430. [7] Madârijus-Sâlikîn I/343. [8] HR. Muslim no. 7081 dan yang lainnya. [9] HR. Ahmad no. 7576 dan 9018. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam ash-Shahîhah no. 854. [10] HR. Ibnu Abi ad-Dunya takhrîj ini dinukil dari kitab Dzammu Qaswatil-qalb. [11] HR. Ahmad dalam az-Zuhd no. 2006, Hilyatul-Auliya’ IV/276 dan yang lainnya. [12] HR. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf XIII/562 dan yang lainnya. [13] Thabaqât al-Hanâbilah I/39. [14] HR. Abu Dâwud no. 4607, at-Tirmidzi no. 2676 dan Ibnu Mâjah no. 43 Hadîts ini dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni dalam Shahih Abi Dâwûd. [15] Hilyatul-Auliyâ’ IX/182. [16] Dzammul-Hawâ I/70.
PengertianIman Kepada Allah. Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Secara istilah berarti “Keyakinan dalam hati, perkataan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan kepada Allah dan maksiat berkurang”. Hal tersebut menurut para ulama salaf adalah unsur keimanan. Iman bisa berkurang dan bertambah
16 Ayat Al-Quran Tentang Hati - Allah Tabaraka Wa Ta’ala menyebutkan beberapa kali kata “hati” di dalam kitab-Nya Al-Quran. Kata “hati” di dalam Al-Quran terkadang menggunakan “Al-Qulub” dan “Al-Af’idah”. Hati ini luar biasa sekali pengaruhnya bagi setiap manusia. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal daging yang mana kalau itu baik maka baiklah semua anggota tubuh yang lainnya, ketahuilah itu adalah hati. Maka dari itu kebersihan dan kesucian hati haruslah ada bagi setiap mukmin. Baca Juga 24 Ayat Al-Quran Tentang Surga Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran tentang hati. Simak ayat-ayat berikut ini. 1 Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah lenyap penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar pelajaran lagi? Al-A’raaf 100 2 Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Al-A’raaf 179 3 Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. Al-Ahqaaf 26 4 Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani bacaanmu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka sehingga mereka tidak memahaminya dan Kami letakkan sumbatan di telinganya. Dan jikapun mereka melihat segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata "Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu." Al-An’aam 25 5 Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya Al-Quran pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. Al-An’aam 110 6 Ingatlah, ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kakimu. Al-Anfaal 11 7 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. Al-Anfaal 24 Baca Juga 9 Ayat Al-Quran Tentang Rahim 8 Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. A-Baqarah 10 9 Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka yang telah ada. Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, Al-Fath 4 10 Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat waktunya. Al-Fath 18 11 Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka, dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. Al-Hadiid 16 12 yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka. Al-Hajj 35 13 Dan orang-orang yang datang sesudah mereka Muhajirin dan Anshor, mereka berdoa "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." Al-Hasyr 10 14 Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Al-Israa’ 36 15 Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat hari kiamat yaitu ketika hati menyesak sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya. Al-Mu’min 18 16 Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai. An-Nahl 108 Itulah berbagai ayat Al-Quran yang membicarakan dan menyebutkan tentang hati. Semoga ayat-ayat di atas menjadi renungan bagi. Semoga tulisan ini menambah pengetahuan dan keimanan kita terhadap agama Allah Azza Wa Jalla. Baca Juga 21 Ayat Al-Quran Tentang Halal Semoga bermanfaat. Diselesaikan pada 7 Rabiul Akhir 1439 Hijriyah/26 Desember 2017 Masehi.
Аснቷμиጏоկυ пኒчиλሡтр
Скю θሖሤтвυጆиψ уሹቄλ
Ծоչеπէտ ук
ሩт ηэրጠф ጹинጧвриб клоጇоճυ
Ир кωጣሟвαса
Ηխлукрոኼጴч ушαцօнтамև ղ
ԵՒրιсвուሽ даበеմисраг е
Աβωξοлυշ վи
Саξυδጷпсեጮ πዪսоሤубеզዑ
Амис ኁи ջе
Նሜኹθврሻтጷд еպуβዚժըթ
Հуድև α φещабጾ
Իзαфаφи еф ኄታςο
Salahsatu cara untuk mengelola emosi ialah dengan melakukan terapi dzikir terhadap diri sendiri.. Berikut beberapa manfaat yang bisa dirasakan saat mengelola emosi melalui terapi dzikir:. 1. Menenteramkan dan membuat hati menjadi damai. Tidak bisa dinafikan, bahwa setiap manusia pasti sering merasakan kesusahan dan kegelisahan atas hiruk-pikuk
Pastor Eric Chang Matius 1510-20 Hari ini kita lanjutkan pendalaman kita di Matius 1510-20. Kita telah membahas ajaran Yesus secara sistematis minggu demi minggu. Sangatlah penting untuk memahami secara keseluruhan apa yang Yesus ajarkan. Hari ini kita mempelajari Matius 1510-20. Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka “Dengar dan camkanlah – perhatikan perkataan ini. Orang yang mendengarkan tidak selalu mengerti. Dan saya harap seiring dengan pendalaman kita akan pengajaran Tuhan, Anda tidak sekadar mendengar saja tetapi juga mengerti – bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya “Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?” Jawab Yesus “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang.” Lalu Petrus berkata kepada-Nya “Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami.” Jawab Yesus “Kamupun masih belum dapat memahaminya? Kamu mendengar tetapi apakah kamu juga tidak memahaminya? – Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.” Apakah penawar bagi permasalahan manusia? Apakah hal yang sedang disampaikan oleh Yesus kepada kita di sini? Apa pesan rohani yang ingin dia sampaikan? Makna penting dari ayat-ayat ini sangatlah luar biasa. Jika saya bertanya kepada Anda apakah akar persoalan manusia, jawaban apa yang akan Anda berikan? Apakah akar dari persoalan umat manusia? Apakah persoalan yang sedang melanda dunia secara keseluruhan? Kita sedang berhadapan dengan masalah besar. Kita sedang berurusan dengan persoalan mendasar. Akankah Anda berkata bahwa persoalan umat manusia adalah bahwa mereka kurang banyak beribadah di gereja? Itukah diagnosa Anda tentang persoalan umat manusia? Akankah Anda berkata bahwa kekurangan iman adalah persoalannya? Atau kurang beragama? Oh, ada sangat banyak agama. Agama bertebaran di mana-mana. Semua agama ada! Menurut Anda apa yang dibutuhkan oleh dunia? Pengembangan bidang teknik, elektronik atau militer? Apakah yang diperlukan oleh dunia adalah pengembangan di bidang teknik? Ya, dunia pasti perlu pengembangan di bidang teknik. Yang diperlukan oleh dunia adalah tambahan jembatan dan jalan raya. Saya sendiri adalah seorang pengagum bidang teknik. Kalau saya tidak melayani Tuhan, dan tidak menjadi orang militer karena saya pernah berpikir bahwa ilmu kemiliteran akan mengatasi persoalan di dunia ini, maka yang diperlukan oleh dunia adalah pasukan tentara yang besar, maka saya akan menjadi seorang insinyur. Sejak masa kecil, saya gemar mencari penemuan baru. Ada banyak buku-buku tentang penemuan baru yang saya miliki. Ada banyak hal yang saya rancang dan temukan dahulu ternyata sekarang ini secara ajaib sudah menjadi kenyataan. Banyak persenjataan militer yang pernah saya rancang ketika saya masih berusia sekitar 17 atau 18 tahun. Di antara yang pernah saya rancang adalah topi baja dan kendaraan yang melintasi permukaan yang sulit dengan ban yang besar – sekarang sudah dipakai di kalangan militer. Kendaraan ampibi, senapan mesin anti macet karena merupakan senapan mesin ganda, dan berbagai senjata yang pernah saya pikirkan dahulu. Semuanya itu sekarang sudah ada. Akan tetapi dunia tidak menjadi lebih baik dengan adanya semua penemuan itu. Semua itu baik akan tetapi tidak memecahkan persoalan dunia. Itulah sebabnya saya memberitakan Injil. Kalau bidang teknik bisa memberi jalan keluar bagi persoalan dunia, maka saya akan menjadi orang pertama yang belajar teknik. Bagaimana dengan elektronik? Bidang elektronik sangatlah menarik. Pengembangan radio dan sebagainya ini. Kita perlu lebih banyak radio dan alat-alat elektronik. Apakah dunia akan menjadi lebih baik dengan pengembangan elektronik? Namun Anda bisa lihat, hal ini juga tidak membuat dunia menjadi lebih baik karena bergantung pada siapa yang memanfaatkannya. Bukankah Robert Oppenheimer, ahli fisika ternama, menjadi sangat tertekan akibat keikut-sertaannya di dalam pengembangan fisika nuklir, sehingga dia nyaris tidak bisa memaafkan dirinya sendiri akibat partisipasinya di dalam pembuatan bom atom karena pembuatan bom bukan merupakan tujuannya. Setelah ia menentang apa yang pernah ikut dia kembangkan itu, ia dituduh sebagai orang komunis dan sebagainya, hal yang sama sekali tidak benar. Hati nuraninya sangat mengganggu dia karena dia adalah ahli fisika nuklir yang telah berperan besar di dalam pengembangan bom atom. Dunia tidak menjadi lebih baik dengan berbagai macam penemuan ilmiah itu. Lalu bagaimana agar dunia bisa menjadi lebih baik? Pengembangan agama? Apakah agama membuat dunia menjadi lebih baik? Berada di Amerika adalah hal yang sangat menarik. Saya hanya bisa menemukan sedikit buku Kristen. Yang banyak saya temukan di toko-toko buku adalah buku tentang ajaran Buddha aliran Zen, tentang ajaran sufi, mistik dan bahkan dewa-dewa Yunani! Anda bisa mendapatkan lebih banyak buku tentang zaman klasik dan tentang meditasi ketimbang buku-buku Kristen. Saya bertanya-tanya mengapa. Saya ingin tahu apa yang sedang terjadi. Orang sudah berpaling dari Kekristenan di dalam pencarian mereka akan jalan keluar. Dan semua ini salah gereja. Janganlah menyalahkan dunia. Gerejalah yang salah. Mengapa? Karena jika Anda tidak mendiagnosa persoalan dengan tepat dan mantap, maka Anda tidak akan bisa memberikan jawaban yang akurat. Jika dokter yang memeriksa penyakit Anda berkata bahwa persoalan Anda hanya sakit perut biasa, padahal yang Anda derita adalah kanker perut, tentunya pengobatan yang dia berikan akan salah sama sekali. Sangatlah penting untuk memiliki diagnosa yang tepat sebelum Anda bisa mengatasi persoalan dengan benar. Jika saya cermati jawaban yang diberikan oleh gereja atas persoalan dunia ini, tak heran jika dunia berpaling dari gereja dan berpikir, “Jawaban semacam itu tidak akan memecahkan persoalan.” Dan saya tidak menyalahkan dunia. Orang-orang Farisi memberikan jalan keluar yang salah. Tahukah Anda apa yang mau disampaikan lewat perikop ini? Solusi yang disampaikan oleh orang-orang Farisi adalah Anda perlu lebih beragama, dan lebih beragama itu berarti lebih banyak ibadah. Lebih banyak ibadah termasuk pembasuhan tangan, tambahan upacara pembersihan. Lebih sering beribadah ke Bait Allah. Lebih sering berdoa di Bait Allah. Perbesar phylacteries tabung kecil yang digantungkan di lengan mereka. Tambahkan lebih banyak kegiatan agama. Bahkan saat teduh Anda bisa menjadi sekadar kegiatan ibadah, sadarkah Anda akan hal itu? Apakah agama menjadi jawaban bagi persoalan umat manusia? Apakah hal semacam itu merupakan jawabannya? Jika hal semacam itu merupakan jawabannya, lalu apa salahnya dengan meditasi transendental? Itu juga kegiatan agama. Apa salahnya dengan Buddha aliran Zen? Itu juga agama. Apa salahnya dengan setiap agama yang ada? Apa bedanya antara agama yang satu dengan yang lainnya? Bukankah itu hal yang selalu diucapkan oleh orang non-Kristen? Semua agama sama saja. Semua menyuruh Anda berbuat baik. Semua menyuruh Anda untuk menjadi alim. Kita harus mencapai akar persoalan ini jika kita ingin mendapatkan jawaban yang masuk akal. Jadi apa yang kita perlukan? Jika ilmu pengetahuan alam tidak bisa memecahkan persoalan, mungkin kita perlu lebih mengembangkan pendidikan lagi? Mungkin kita perlu mengembangkan psikologi? Memberi lebih banyak konseling kepada orang-orang? Tahukah Anda, sekarang ini orang lebih banyak yang pergi menemui psikiater daripada ke pendeta? Saya tidak menyalahkan mereka. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa psikiater menarik biaya dari Anda, sedangkan pendeta tidak mengenakan biaya apa-apa. Dan jika Anda mendapatkan sesuatu yang gratis, Anda justru merasa tidak enak. Tentu saja, ketika Anda membayar $30, Anda merasa, “Ini pasti bernilai. Ini nasehat dari psikiater. Pendeta tidak menarik biaya, mungkin nasehatnya juga tidak bernilai.” Psikiater membebani Anda $30 untuk setengah jam, berarti nasehatnya bernilai $30! Mudah-mudahan memang bernilai $30. Jika tidak, carilah orang yang menarik biaya $50 dari Anda, dan itu pasti lebih baik. Pendeta tidak menarik biaya apa-apa karena seringkali nasehatnya tidak bernilai sama sekali. Dan terlalu sering, hal itu memang benar. Tidak ada nilainya. Apa yang bisa kita katakan? Apakah diagnosis bagi persoalan ini? Kita mendapatkan jawaban yang murahan untuk persoalan yang berat. Saya menerima kiriman bertumpuk-tumpuk majalah Kristiani yang tidak pernah sempat saya baca, majalah yang tidak saya minta akan tetapi mereka terus saja mengirimkannya. Mereka menemukan nama saya entah di mana. Namun selama Anda adalah seorang pendeta, maka mereka akan mengirimi Anda majalah dari organisasi ini atau itu, berharap Anda akan mempromosikannya dan mereka bisa mendapat lebih banyak pembaca. Saat saya baca sekilas majalah-majalah tersebut saya menemukan jawaban-jawaban yang murahan. Obat murahan untuk penyakit yang berat jelas tidak akan mengatasi masalah. “Masalahmu bukan apakah kamu religius atau tidak.” Jadi, masalah apakah yang sedang disampaikan di sini? Yesus sedang berkata, “Masalahmu bukan karena kamu religius atau tidak. Masalahmu terletak di dalam hati kamu.” Apa yang keluar dari dalam hati? Perhatikan daftarnya, ayat 18 berkata Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Sekarang perhatikanlah ayat 19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Bukankah koran-koran Anda dipenuhi dengan hal-hal tersebut setiap hari? Inilah hal-hal yang muncul dari dalam hati manusia. Masalah Anda, masalah kita, masalah saya, terletak di dalam hati. Dan sebelum sesuatu terjadi di dalam hati manusia, kita tidak akan pernah akan bisa memecahkan masalah ini. Agama tidak dapat mengubah hati manusia Sekarang kita tahu mengapa teknik tidak bisa mengatasi persoalan ini karena bidang teknik tidak berkaitan dengan hati manusia. Dan bidang kedokteran juga tidak bisa mengatasi persoalan karena bidang ini juga tidak berhubungan dengan hati manusia. Dokter bisa mencangkokkan jantung dan juga hati ke dalam tubuh Anda, dan semoga Anda bisa bertahan hidup selama beberapa tahun setelah itu, akan tetapi tidak ada cangkok hati rohani yang bisa mereka lakukan. Itu sebabnya mengapa beberapa sahabat baik saya yang mendalami bidang kedokteran telah meninggalkan pekerjaan mereka dan beralih memberitakan Injil karena mereka tahu bahwa kedokteran tidak bisa mengatasi persoalan manusia dan mereka ingin menjangkau inti dari persoalan memecahkan persoalan umat manusia. Tak akan ada pemecahan bagi persoalan manusia jika Anda tidak menangani hati manusia. Bagaimana dengan ajaran Buddha? Buddha menyuruh Anda untuk menjadi bermoral, baik hati. Bagus sekali, akan tetapi hal itu tidak akan membereskan persoalan karena dari dalam hati keluar segala pikiran yang jahat. Dan tidak akan ada gunanya berbicara kepada orang yang dari dalam hatinya keluar berbagai macam pikiran jahat, “Ah, ah, tidak baik memiliki pikiran jahat. Anda harus memiliki pikiran yang baik.” Itu memang bagus, akan tetapi tidak mengubah fakta bahwa pikiran-pikiran yang jahat itu terus saja mengalir keluar. Percuma saja berkata kepadanya, “Kamu seharusnya tidak berpikiran jahat.” Dia akan berpikir, “Masalahnya bagaimana menghentikan pikiran-pikiran yang jahat ini?” Bahkan orang yang berpikiran jahat juga tahu bahwa dia seharusnya tidak berpikiran jahat. Anda harus punya solusi atas persoalan ini, bukan sekadar memberi nasehat yang bagus saja. Nasehat yang bagus tak akan menyelesaikan persoalan ini. Jika Anda berkata kepada orang sakit, “Seharusnya kamu tidak boleh sakit. Tidaklah baik menjadi sakit, lebih enak menjadi sehat.” Dia sudah tahu bahwa sakit itu tidak baik. Apa gunanya memberitahu dia akan hal itu? Dia tidak senang jadi orang sakit, jadi sekadar berkata bahwa tidak seharusnya dia menjadi sakit tidak akan memecahkan persoalan. Anda harus menangani penyakitnya. Anda harus punya jalan keluar bagi persoalannya. Apakah yang ditawarkan oleh gereja? Saat kita sampai pada kenyataan ini, agama menjadi tidak ada artinya. Bagaimana agar kita bisa sampai pada akar persoalannya? Mari kita lihat jalan keluar yang ditawarkan oleh gereja. Dunia, sebagaimana yang telah kita lihat, tidak punya jalan keluar. Pendidikan tidak bisa memecahkan persoalan. Ilmu pengetahuan alam juga tidak bisa memecahkan persoalan; ia tidak bisa memberi Anda hati yang baru. Filsafat tidak bisa memecahkan persoalan. Jadi apa yang bisa memecahkan persoalan? Hanya Allah yang bisa mengatasi persoalan. Hanya Allah yang bisa mengurusi masalah ini, namun bagaimana? Mari kita teliti apa yang ditawarkan oleh gereja. Gereja menghampiri dan bertanya, “Apakah Anda selamat?” Anda tahu, terkadang kita mengajukan pertanyaan yang benar-benar bodoh, karena jika saya bukan orang Kristen dan Anda bertanya apakah saya selamat, saya bahkan tidak paham apa yang sedang Anda bicarakan. Tetapi orang Kristen datang dan bertanya begitu saja kepada orang-orang, seperti yang dulu biasanya saya lakukan, “Apakah Anda selamat?” Lalu orang itu menatap saya dengan pandangan kosong karena dia tidak tahu apa yang saya bicarakan atau mungkin juga dia tidak tahu apa arti selamat itu. Apa arti “diselamatkan” ini? Kemudian saya melanjutkan dengan berbicara tentang Empat Hukum Rohani. Dan saya berkata, “Jadi sekarang, yang perlu Anda kerjakan adalah mengambil langkah ini, langkah selanjutnya, dan langkah berikutnya.” Pertama-tama, mari kita pahami satu persoalan, apakah dia mengerti bahwa semua langkah itu tidak menjadikan dia orang alim? Tahukah dia bahwa langkah-langkah ini mencakup perubahan di dalam hati? Saya kuatir dia tidak tahu. Jika hukum ini membantu dia memahami bahwa hatinya akan diubahkan maka hukum-hukum tersebut sangatlah bagus. Bagus sekali. Pastikanlah bahwa dia memahaminya. Namun seringkali, orang tersebut hanya diberitahu, “Kamu harus percaya kepada Yesus.” Bagaimana perkara percaya kepada Yesus ini bisa mengubah hati? Tahukah Anda bagaimana perubahan itu terjadi? Jika Anda tidak tahu, bagaimana dia bisa tahu? Bagaimana hal percaya kepada Yesus ini bisa mengubah hati manusia? Jika dalam kesempatan Pendalaman Alkitab nanti, saya ingin mendengar pendapat Anda akan hal ini. Bagaimana tepatnya hal percaya kepada Yesus ini bisa mengubah hati manusia? Lalu apa bedanya dengan mempercayai Buddha? Bagaimana hal mempercayai Yesus bisa mengubah hati manusia? Ini adalah persoalan penting yang harus dipahami. Apakah Adam menciptakan natur dosa dengan berbuat dosa? Sebelum kita masuk ke dalam solusi bagi persoalan ini, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita lebih mendalami persoalan ini. Jika pikiran-pikiran dan perbuatan jahat keluar dari dalam hati manusia, apakah itu terjadi karena watak atau natur manusia itu berdosa? Terlalu sering, jawaban teologis atas pertanyaan ini adalah ya’, manusia pada hakekatnya punya natur yang berdosa. Apakah maksudnya jika kita berkata bahwa hakekat manusia itu berdosa? Sebelum kita masuk ke dalam solusi, kita harus mendiagnosa persoalan kita dengan tepat. Apakah diagnosanya? Jika kita berkata bahwa hakekat manusia itu berdosa, apakah sebenarnya yang sedang kita bicarakan itu? Dan kita perlu ajukan pertanyaan lanjutan, bagaimana manusia sampai memiliki natur dosa? Oh, para pakar teologi sudah punya jawabannya! Manusia mewarisi natur dosa itu dari Adam. Lalu dari mana Adam mendapat natur dosa itu? Demikianlah, kita kembali lagi ke titik awal. Apakah Adam mewarisi natur dosa itu dari suatu tempat? Jadi Adam yang menciptakan natur yang berdosa, begitukah? Dia menciptakan natur dosa yang akan diwarisi oleh manusia lainnya. Berarti, pada dasarnya, kita akan dihukum karena dosa Adam. Dan kita menjadi jahat sebenarnya bukan karena kesalahan kita sendiri, semua ini salah Adam. Maksud saya, Allah seharusnya menghukum Adam saja. Mengapa Dia sampai harus menghukum saya? Maksud saya, Adam yang menciptakan natur dosa itu dan saya hanya mewarisinya, tetapi saya lalu dihukum karena warisan itu. Berhati-hatilah dengan jawaban yang begitu dangkal. Saya menguatirkan teologi dan juga teologi sistematis yang telah memberikan jawaban semacam itu. Bagaimana Adam bisa mendapatkan natur dosa ini? Yah, karena dia berbuat dosa. Jadi, dengan berbuat dosa maka Anda akan menciptakan natur dosa? Dengan cara itukah kita menciptakan natur dosa? Jawaban semacam ini jelas sangat tidak bermutu. Kita hanya dapat sekadar berkata bahwa manusia telah berbuat dosa. Itu saja. Lalu yang mana yang muncul lebih dulu? Dosa atau natur dosa itu yang muncul lebih dahulu? Sepertinya sama dengan masalah ayam dan telur. Anda berbuat dosa dulu baru muncul natur dosa, atau Anda memiliki natur dosa dulu baru muncul perbuatan dosa? Dan anehnya, para pakar teologi itu juga begitu kebingungan dengan persoalan ini lalu memutuskan untuk memandang bahwa keduanya terjadi secara bersamaan, sesuatu hal yang jelas tidak mungkin. Pilihannya adalah, Anda berbuat dosa dulu baru memiliki natur dosa. Atau pilihan lainnya, Anda memiliki natur dosa dulu baru melakukan perbuatan dosa. Akan tetapi, jika Anda harus memiliki natur dosa dulu, maka itu berarti Adam diciptakan dengan natur dosa. Tidak bisa. Hal itu tidak bisa diterima, karena Allah menciptakan semuanya baik. Baiklah, di dalam kasus ini, tentunya Adam berbuat dosa dulu sebelum memiliki natur dosa. Lalu mengapa di dalam kasus kita urutannya menjadi terbalik? Ada banyak ajaran teologi yang layak diragukan karena berasal dari pemikiran yang tidak jernih. Saya akan berterus terang akan hal ini. Jika kita ingin memberitakan Injil kepada dunia, maka kita harus menunjukkan kepada orang non-Kristen bahwa kita bisa menyampaikan sesuatu yang masuk akal. Dan jika yang kita sampaikan adalah omong kosong saja, mengatakan bahwa pada kasus Adam natur dosa itu muncul dulu sebelum perbuatan dosa dan pada ketika yang lain perbuatan dosa yang muncul lebih dulu, dan selanjutnya kedua hal itu muncul bersamaan, maka orang non-Kristen akan berkata, “Aku pikir kamu juga tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan itu, mari kita lupakan saja semua omong kosong ini.” Bayangkan bahwa Anda sedang menemui dokter dan dia memberi Anda diagnosa omong kosong, saya pikir Anda akan segera pergi menjcari dokter yang lain karena Anda akan berpikir, “Dokter ini omongannya tidak masuk akal. Aku tidak yakin apa dia tahu hal yang sedang dia bicarakan.” Kita harus berada di titik di mana kita tidak sekadar memberikan jawaban yang tidak jelas nalarnya. Kita memiliki natur yang egois seperti Adam Dari dalam hati kita keluar segala pikiran yang jahat, mengapa? Bagaimana pikiran yang jahat-jahat itu bisa muncul dari dalam hati kita? Jawabannya terletak pada pemahaman mengapa kita berbuat dosa. Jawaban sederhananya adalah karena kita memiliki natur yang sama dengan Adam, apakah natur itu? Yaitu bahwa secara alami kita ini mementingkan diri sendiri, yaitu kita berpusat pada diri sendiri. Ini adalah hal yang natural dan tidak selalu berarti buruk. Camkan hal itu baik-baik. Hal ini bisa menjadi jahat atau tidak bergantung pada cara Anda menjalaninya. Renungkanlah hal ini. Jika Anda tidak mementingkan diri Anda, jika Anda tidak tertarik pada kepentingan pribadi Anda, apa yang akan terjadi. Jika ada api yang sedang menyala, dan Anda tidak peduli pada kepentingan Anda, apa yang akan Anda lakukan? Anda akan memasukkan tangan Anda ke dalam api itu dan tangan Anda terbakar. Anda tidak punya tangan lagi. Anda lalu berkata, “Yah, aku tidak peduli pada kepentingan pribadiku. Aku tidak egois.” Bukankah sudah menjadi bagian dari kepentingan pribadi Anda untuk tidak ingin terbakar? Tentu saja itu kepentingan pribadi. Apakah kepentingan pribadi itu salah? Tidak selalunya. Dapatkah Anda melihat bahwa kepentingan pribadi tidak selalu jahat? Ini adalah wujud kepedulian Anda untuk melindungi diri. Allah ingin agar Anda melindungi diri Anda. Atau dengan kata lain. Jika Anda sama sekali tidak peduli dengan kesejahteraan Anda, lalu mengapa Anda ingin “diselamatkan”? Mengapa Anda ingin diselamatkan? Anda ingin diselamatkan karena Anda peduli dengan kesejahteraan Anda, bukankah begitu? Ah, egois! Anda bisa lihat, keegoisan ternyata ada di bagian akar Kekristenan. Mengapa Anda menjadi Kristen sekarang ini? Jelaskanlah, mengapa? Yah, kami hanya ingin ikut menyanyikan lagu, kami ingin kedamaian. Ah, egois! Anda ingin damai sejahtera. Tidak seharusnya Anda menginginkan damai sejahtera. Oh, saya tidak boleh menginginkan damai sejahtera. Seharusnya saya menginginkan kesengsaraan. Itu baru tidak egois! Jadi, pada dasarnya, bahkan hasrat kita pada keselamatan didorong oleh keegoisan, bukankah begitu? Apakah Anda akan berkata tidak? Jika Anda tidak peduli pada kepentingan pribadi Anda, tentunya Anda tidak akan peduli apakah Anda akan masuk surga atau neraka, benar bukan? Apakah Anda tidak peduli? Apa bedanya? Anda tidak peduli akan masuk ke surga atau neraka, itu menunjukkan tidak adanya keegoisan, benar bukan? Namun karena Anda peduli, Anda tidak ingin pergi ke neraka melainkan ke surga, Anda ingin mempertahankan diri Anda karena Anda ingin menyelamatkan diri Anda. Jika Anda tenggelam, dan jika Anda tidak peduli pada kepentingan pribadi Anda, mengapa Anda tidak biarkan saja diri Anda tenggelam? Mengapa Anda berteriak, “Tolong! Tolong! Tolong!” Dan teriakan Anda itu telah mengganggu orang-orang di sekitar Anda. Tenggelamlah dengan tenang. Tenggelam dengan tenang dan menghilang, itu saja. Anda akan mengganggu semua orang di sekitar Anda yang sedang menikmati liburannya jika Anda berteriak sekeras-kerasnya. Adakah orang yang akan menuduh Anda egois jika Anda berteriak minta tolong saat tenggelam? Apakah ada yang akan berkata bahwa itu adalah natur orang yang berdosa. Ah! Anda hanya peduli pada diri Anda sendiri saja. Anda tidak peduli pada mereka yang sedang menikmati liburannya, dan mengganggu ketenangan mereka. Mengapa Anda tidak diam dan tenggelam saja? Dapatkah Anda memahami maksud saya? Tahukah Anda apa yang saya mau sampaikan? Sekarang Anda bisa melihat mengapa banyak orang begitu kacau sehingga tidak bisa membedakan antara yang satu dengan yang lainnya, mereka tidak bisa memilah keduanya. Mereka berbicara tentang natur yang jahat. Apakah keinginan Anda untuk diselamatkan itu bukan natur yang jahat? Bukankah egois jika Anda ingin diselamatkan? Jika Anda tempelkan label egois’ pada keinginan semacam itu, tentunya Anda tidak akan peduli apakah Anda diselamatkan atau tidak. Anda tidak akan peduli apakah Anda tenggelam atau tidak. Anda tidak akan peduli apakah Anda terbakar atau tidak. Anda tidak akan peduli semua itu, bukankah demikian? Bisakah Anda berpikir lurus? Dalam pembahasan teologi, jika bahan pembicaraannya adalah perkara rohani, ada kalanya otak yang sangat cerdas bisa menjadi sangat tumpul dan bodoh. Dan kadang-kadang, saat saya meneliti teologi sistematis, maafkan jika saya menyampaikan hal ini, yang saya temukan hanya omong kosong saja. Mempertahankan hidup tidaklah jahat, yang penting adalah bagaimana cara Anda melakukannya Ada keegoisan’ yang memang penting bagi manusia. Masalahnya bergantung pada bagaimana Anda menjalankan hasrat untuk mempertahankan hidup dan kepentingan pribadi ini. Dapatkah Anda memahaminya? Bukankah hal ini sangat mudah dipahami? Lalu mengapa pakar teologi berbicara tentang natur jahat’? Karena dia mengacaukan pemahaman akan hasrat ini, kebutuhan untuk mempertahankan hidup dengan sesuatu hal yang memang jahat, dan dia menyebut semua itu natur jahat’. Tak ada yang jahat di dalam natur Adam, karena jika memang ada maka Anda akan berkesimpulan, “Adam memiliki natur yang jahat dulu baru kemudian berbuat dosa,” bukankah begitu? Dan Anda harus menjelaskan bagaimana Adam sampai bisa memiliki natur jahat. Anda mungkin harus berkata bahwa Allah menciptakan Adam dengan natur yang jahat. Karena Anda tidak mau menjawab seperti itu, maka Anda harus menjelaskan dari mana natur yang jahat itu muncul. Apakah muncul dengan begitu saja? Sekarang Anda bisa lihat, semua penjelasan tentang pewarisan natur jahat, bahwa manusia memiliki dosa mula-mula, dan segala macam hal yang berkaitan dengan itu berasal dari pemikiran yang kosong dan kacau. Manusia diciptakan dengan hasrat untuk mempertahankan hidupnya. Hasrat untuk mempertahankan hidup ini tidak baik juga tidak jahat; cukup netral, bergantung pada bagaimana Anda menjalankannya. Sebagai contoh, misalnya Anda berupaya mempertahankan hidup Anda dengan cara yang egois. Anda ingin, misalnya, demi mempertahankan hidup maka Anda perlu uang, lalu Anda merampok bank. Mempertahankan hidup dengan cara itu jelas salah. Tak ada salahnya Anda berupaya mempertahankan hidup akan tetapi cara yang Anda jalankan di dalam mempertahankan hidup itu yang penting. Itulah poin yang sedang kita bicarakan. Dengan cara apa Anda mempertahankan hidup Anda? Mengapa ada orang yang melakukan perampokan serta pembunuhan dan sebagainya? Karena dia mempertahankan hidupnya dengan cara yang salah. Saya tidak tahu apakah Hitler memang percaya pada ucapannya sendiri. Mungkin dia orang yang sakit jiwa, saya juga tidak tahu. Tetapi mungkin juga dia memang benar-benar yakin bahwa orang Yahudi adalah ancaman bagi keberadaannya dan juga keberadaan bangsa Jerman. Mungkin dia benar-benar mempercayai hal itu di dalam pikirannya yang sudah terjungkir dan menyimpang itu. Dan akibatnya, pembantaian 6 juta orang Yahudi menjadi hasil dari niatnya untuk mempertahankan diri dan ras German. Tentu saja kita tidak setuju dengan pemikirannya. Dia berusaha mempertahankan dirinya, dia benar-benar, secara keliru, mempercayai apa yang dia ucapkan itu. Dan orang merasa bahwa Hitler tampaknya memang sangat percaya akan hal itu. Dan bagaimana Anda akan memahami peristiwa seperti yang terjadi di Jonestown, di mana sekumpulan orang beramai-ramai bunuh diri karena diperintahkan untuk bunuh diri? Mereka benar-benar percaya pada sesuatu hal, dan hal itu ternyata salah. Yesus berkata, “Orang buta memimpin orang buta, maka keduanya akan jatuh ke lubang.” Keduanya masuk neraka. Lubang adalah gambaran bagi neraka di dalam Alkitab. Jika Anda ikuti orang yang pemikiran serta niatnya kacau, maka Anda akan berada dalam masalah besar, Anda berada dalam bahaya besar. Di zaman sekarang ini, di tengah angkatan ini, Anda harus teliti siapa orang yang Anda ikuti. Itu sebabnya mengapa seringkali saya berkata, “Jangan ikuti saya juga sebelum Anda memeriksa berulang kali semua yang telah saya sampaikan ini di dalam terang Firman Allah. Apakah pernyataan saya ini benar atau salah?” Jangan terhanyut oleh kefasihan pidato, karena ada orang yang bisa menyajikan sesuatu hal secara sangat baik dan meyakinkan. Orang mudah terpukau pada kefasihan orang lain berbicara. Sangat mudah terpukau pada kejelasan dan kemampuan seseorang di dalam menyampaikan sesuatu. Jangan begitu. Periksa dan periksa lagi segala sesuatunya karena jika Anda mengikuti orang buta, maka Anda akan jatuh ke lubang yang sama dengannya. Jika dia masuk ke dalam neraka, maka Anda akan masuk ke neraka bersamanya. Mereka yang mengikuti Jim Jones Pemimpin kelompok di Jonestown masuk ke dalam lubang yang sama dengannya. Kita tidak boleh lagi membiarkan hal semacam ini terjadi. Namun tentu saja, jika Anda tidak egois dan Anda tidak peduli akan masuk neraka atau surga, maka perkara ikut-mengikuti ini tidak menjadi masalah buat Anda. Namun jika Anda egois, yakni egois’ di dalam pengertiannya yang baik, dan Anda ingin diselamatkan, maka sebaiknya Anda teliti siapa yang Anda ikuti. Berhati-hatilah di dalam melangkah. Dan di dalam perkara ini, sangatlah penting untuk belajar, dengan kasih karunia Allah, berpikir dengan kejernihan yang mutlak. Dosa membuat Anda tidak dapat berpikiran jernih di dalam perkara rohani Namun di sini kita juga masuk ke dalam persoalan yang lainnya. Mengapa kita tidak bisa berpikiran jernih jika masuk ke dalam perkara rohani? Saya beritahu Anda sebabnya. Orang yang paling cerdas, jika berbicara tentang perkara rohani, bisa menyampaikan doktrin yang paling bodoh yang pernah terlintas di dalam benak seseorang. Mengapa? Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, dan akan saya jelaskan lagi satu-satunya jalan untuk bisa memiliki pemahaman dan kejelasan rohani, agar tidak menjadi buta dan mengikuti bimbingan orang buta, adalah dengan menjadi suci. Saya berbicara tentang kesucian rohani. Jika masih ada dosa di dalam hidup Anda atau di dalam hidup saya, maka pandangan rohani kita akan menjadi kabur, sangat kabur. Anda tidak akan bisa berpikir secara rohani lagi. Saat masuk ke dalam pembicaraan di bidang teknik, Anda tentu saja masih bisa berpikir jernih. Saat berbicara tentang ilmu fisika, Anda masih bisa berpikir jernih karena kejernihan dalam memikirkan perkara lahiriah tidak bergantung pada kesucian rohani. Namun jika berbicara tentang perkara rohani, Anda boleh saja merupakan orang yang jenius namun Anda mungkin akan berbicara seperti orang bodoh yang tidak berpendidikan. Saya pernah bertemu dengan orang-orang yang sangat cerdas, dan omong kosong yang keluar dari mulut mereka ketika berbicara tentang perkara-perkara rohani sangatlah luar biasa. Mulut saya ternganga dalam keheranan saya. Saya mengamati orang itu dan berpikir, “Orang ini sangat berpendidikan, sangat cerdas, begitu banyak gelar yang dia miliki, tetapi isi pembicaraannya hanya omong kosong belaka.” Tahukah Anda mengapa? Hal ini bukan karena dia kurang cerdas, melainkan karena dia tidak memiliki pemahaman rohani. Dan dia tidak memiliki pemahaman rohani karena hatinya tidak bersih. Percayalah, hal ini sepenuhnya benar. Coba saja dan Anda akan lihat sendiri. Atau mungkin Anda sudah mengalaminya sendiri. Coba saja biarkan dosa menguasai hidup Anda, dan Anda akan terheran-heran melihat betapa kacaunya omongan Anda saat membahas perkara rohani. Anda ingin tahu apakah yang saya katakan ini benar atau salah? Hanya ada satu jalan. Datanglah ke hadapan Allah dan mintalah, “Ya Tuhan, sucikanlah saya. Sucikanlah hati saya.” Dan Anda akan mendapati ketika Allah membersihkan Anda, selaput akan gugur dari mata Anda. Anda akan teringat bahwa itu juga terjadi pada Paulus. Dia mendapati ada selaput yang gugur dari matanya ketika dia bertobat dari dosa-dosanya, dan Ananias menumpangkan tangannya kepada Paulus dan berkata, “Terimalah Roh Kudus.” Jadi, ketika dia bertobat dari dosa-dosanya dan menerima Roh Kudus, selaput gugur dari matanya secara lahiriah dan rohaniah, dan dia bisa melihat dengan jelas. Teologi yang tidak masuk akal Kita semua masuk neraka karena Adam telah berbuat dosa Itu sebabnya mengapa saya sangat memperhatikan mereka yang sedang dalam pelatihan. Saya ingin sampaikan hal ini kepada mereka yang sedang dalam pelatihan. Anda tidak menjadi siap untuk melayani Tuhan hanya karena Anda masuk ke seminari. Silakan beli dan baca buku tentang teologi sistematis untuk membuktikannya sendiri. Dan jika Anda bisa memahami apa yang disampaikan di sana, itu sudah bagus. Namun di saat Anda mengerti apa yang disampaikan di sana, Anda akan sangat terkejut, dan saya minta maaf karena manyampaikan hal ini sekali lagi, Anda akan terkejut melihat betapa mereka menuliskan omong kosong atas nama teologi. Dosa mula-mula adalah salah satu contoh sederhana akan masalah ini. Kita semua masuk neraka karena Adam telah berbuat dosa. Dan orang cerdas semacam Augustinus menganjurkan solusi macam apa untuk persoalan ini? Dapatkah Anda mempercayainya? Saya tidak bisa mempercayainya. Solusi dari Augustinus untuk masalah ini adalah jalan untuk diselamatkan dari dosa mula-mula adalah dengan dibaptiskan. Sungguh sukar dipercaya. Inilah asal mula dari baptisan terhadap bayi. Dia berkata bahwa bayi-bayi akan masuk ke neraka jika Anda tidak segera membaptiskannya. Jadi, raihlah bayi Anda dan segeralah membaptiskannya! Pernyataan ini muncul dari orang sekualitas Augustinus, orang yang kepandaiannya sangat mengagumkan, ternyata bisa mengeluarkan pernyataan semacam itu. Saya menyampaikan hal ini dengan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Augustinus, tokoh yang saya hormati dan kasihi dan orang telah saya baca tulisannya. Saya telah membaca bukunya dan sangat kagum dengan tulisannya, akan tetapi untuk persoalan yang satu ini, dia telah keluar jalur. Dan apakah yang dikerjakan oleh gereja? Orang buta mengikuti tuntunan orang buta. Kemudian kita menjalankan baptisan bagi bayi-bayi. Mengapa? Tentu saja supaya mereka tidak masuk neraka. Bayi masuk neraka? Pernahkah Yesus mengatakan hal itu? Tentu saja tidak. Namun itulah hal yang dikatakan oleh Augustinus, dan sebagian besar gereja mengikuti Augustinus. Diagnosis yang salah, diikuti dengan solusi yang salah pula. Diagnosisnya salah. Diagnosisnya adalah dosa mula-mula – bahwa manusia mewarisi natur penuh dosa. Mengapa Augustinus tidak mempersoalkan dari mana natur penuh dosa itu berasal? Tentu saja dia memikirkannya. Dari Adam. Namun mengapa dia tidak mempertanyakan dari mana Adam mendapatkan natur penuh dosa ini? Renungkanlah pokok ini baik-baik. Jika Anda berkata bahwa Adam mendapatkan natur yang penuh dosa itu karena dia telah berbuat dosa, maka Anda hanya akan memperkeruh masalah ini. Bagaimana bisa satu perbuatan dosa menciptakan natur penuh dosa? Satu tindakan menghasilkan natur? Bagaimana Anda akan menjawab pertanyaan ini, entah secara filosofis maupun menurut filsafat agama? Bagaimana Anda bisa menjelaskan secara masuk akal tentang hubungan sebab akibat di antara keduanya? Yang mana akibatnya? Yang mana penyebabnya? Apa hubungan sebab akibat causal connection di antara keduanya? Kesucian hati memberi Anda pemahaman rohani Jadi, saya sampaikan kepada mereka yang sedang dilatih. Pelatihan tidak terletak pada kedalaman pengetahuan Anda akan isi Alkitab saja. Pelatihan tidak bergantung pada berapa tahun Anda telah habiskan waktu di seminari. Pelatihan itu bergantung pada kesucian hati. Kesucian hati adalah hal yang memberi Anda pemahaman akan perkara-perkara rohani, setajam pisau cukur yang akan memampukan Anda untuk memilah mana persoalan yang sesungguhnya, masalah yang sebenarnya. Anda akan bisa melihat perkara itu dengan kejelasan yang nyata bukan karena Anda sangat cerdas, melainkan karena Anda suci. Percayalah kepada saya. Coba dan lihat saja. Datanglah ke hadapan Allah dan mintalah Dia untuk menyucikan hati Anda, “Ya Allah, ciptakanlah hati yang suci di dalam diriku,” demikian kata Daud. Lalu Allah menciptakan hati yang suci. Saya tidak bisa menciptakan hati yang suci tetapi Allah bisa menciptakan hati yang suci di dalam diri saya. Mazmur 5112, adalah ayat yang penting untuk diingat. Saat Anda meminta Allah untuk menciptakan hati yang suci di dalam diri Anda, pemahaman Anda menjadi sangat terang. Anda bisa memilah segala hal dengan sangat jelas. Paulus berkata kepada jemaat di Korintus dalam 1 Korintus 2, bahwa orang yang rohani bisa menilai segala sesuatu akan tetapi tidak bisa dinilai oleh orang lain. Orang yang rohani bisa membedakan segala sesuatu. Dimanakah orang-orang yang rohani itu sekarang ini? Kiranya Allah memberi kita orang-orang yang rohani di tengah angkatan ini. Hal itulah yang sangat kita butuhkan. Kita tidak butuh tambahan seminari atau sekolah Alkitab. Sudah banyak lulusan seminari, jumlahnya ratusan setiap tahun! Namun saya belum bertemu satupun, saya minta maaf karena berbicara terlalu terbuka, saya belum bertemu satupun orang yang memberi sumbangan nyata bagi kehidupan gereja. Yang kita perlukan adalah kesucian hati. Hal ini tidak terdengar intelektual, namun saya beritahu Anda, yang kita perlukan bukanlah kecerdasan, yang kita perlukan adalah kesucian hati karena persoalan umat manusia, jika kita ingin mendiagnosanya secara benar, terletak di hatinya. Dari dalam hati, entah Anda lulusan seminari atau bukan, keluar pikiran-pikiran jahat, pembunuhan, percabulan. Segala yang tidak murni keluar dari sana. Mengapa? Karena hasrat mempertahankan hidup itu telah begitu dieksploitasi secara salah oleh manusia. Mengapa bisa begitu? Karena selama Allah tidak menjadi pusat kehidupan Anda, maka tentu saja, kehidupan Anda akan bengkok, menuju arah yang salah. Inilah persoalan Adam. Jika dia mengerti bahwa hal mempertahankan hidup atau diselamatkan’ itu sepenuhnya bergantung pada Allah. Adam tidak akan berpikir untuk menjadi bijak dengan cara mengesampingkan Allah. Itulah kesalahannya. Tidak ada salahnya Adam ingin menjadi bijak, tak ada salahnya Hawa ingin menjadi bijak, apa salahnya keinginan untuk menjadi bijak? Menjadi bijak sangatlah penting untuk mempertahankan hidup. Akan tetapi Hawa mengambil jalan yang salah. Dia mencoba untuk melewati Allah, bukannya menempatkan Allah di titik pusat. Jika itu yang Anda kerjakan, maka Anda berada dalam masalah. Itu sebabnya tidak ada salahnya dengan hasrat mempertahankan hidup. Yang penting adalah cara Anda menjalankannya. Entah Allah yang menjadi pilihan Anda atau Anda akan memilih jalan yang lain Buddha aliran Zen, agama, upacara pembasuhan tangan, ajaran orang Farisi. Namun saya harap Anda mengerti bahwa kesucian hati adalah hal yang mendasarinya. Najis’ berarti menjadi sama dengan dunia Ada begitu banyak hal di dalam perikop ini yang kalau kita telusuri akan menyita banyak waktu. Namun saya akan segera berhenti sejenak di dalam satu pokok sebelum kita tutup dan kita akan meneliti kata najis’ ini. Ayat 18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Di sini kita perlu ajukan dua pertanyaan. Pertama, apakah arti najis itu. Dan yang kedua, mengapa hal yang keluar dari manusia itu yang justru menajiskannya. Apakah hal itu belum menajiskan dirinya jika belum keluar? Demikianlah, di dalam kasus ini, jika saya tetap menutup mulut saya, maka pikiran-pikiran tersebut tidak akan keluar dari diri saya dan tidak akan menajiskan saya, bukankah begitu? Pemikiran yang sangat menarik. Dengan kata lain, cara untuk tidak menjadi najis adalah dengan menutup mulut Anda dengan plester. Anda tidak akan dinajiskan. Ayat itu memberitahu kita bahwa apa yang keluar dari mulut kita itu yang menajiskan kita. Bagaimana bisa hal-hal tersebut keluar dari diri kita? Melalui mulutnya, yaitu melalui apa yang kita ucapkan. Dan oleh karena itu, jika saya menutup mulut saya dan merekatnya dengan kuat, maka saya tidak akan bisa dinajiskan. Ini adalah solusi yang sangat menarik bagi persoalan kenajisan. Yang kita perlukan untuk mengatasi persoalan ini adalah plester yang sangat besar. Bagaimana solusi ini menurut Anda? Bukankah ini benar? Ya. Dari satu sisi ini memang benar. Namun pertama-tama, mari kita lihat dulu arti kata najis’ ini. Kata najis’ ini sama sekali bukanlah kata yang bermakna buruk. Pada dasarnya kata ini bermakna menjadi biasa. Itulah artinya. Jika Anda pelajari makna kata ini di dalam kamus, makna dasar dari kata najis’ ini, koinos, adalah kata dari mana kata yang indah koinonos persekutuan berasal. Artinya koinos adalah memiliki suatu kesamaan. Sebagai seorang Kristen, menjadi biasa-biasa saja adalah suatu kejahatan Apa yang salah dengan kata ini? Pelajaran rohani apa yang muncul dari perkara menjadi biasa-biasa saja? Menjadi biasa-biasa saja adalah suatu kejahatan bagi orang Kristen. Anda tidak boleh menjadi orang biasa. Orang Israel tidak boleh menjadi orang biasa. Mereka harus menjadi orang yang luar biasa. Umat Allah harus menjadi orang yang luar biasa di dunia ini. Apakah Anda orang yang biasa-biasa saja atau orang yang luar biasa? Jika Anda hanya orang biasa, maka Anda telah gagal menjalankan tugas menjadi orang Kristen. Panggilan surgawi yang kita terima sebagai orang Kristen adalah untuk menjadi kudus. Dan menjadi kudus berarti menjadi luar biasa di dunia ini. Oh, sungguh indah sekali! Allah ingin agar setiap orang Kristen menjadi luar biasa. Dia berterus terang menyatakan hal itu kepada kita. Dia berkata kepada orang Israel, “Aku ingin agar kalian menjadi luar biasa. Kalian harus menjadi luar biasa. Kalian tidak boleh menjadi najis.” Jika Anda teliti di dalam kitab Imamat pasal 11, apakah artinya menjadi najis? Menjadi najis berarti terkena pada sesuatu yang tidak suci. Artinya, jika hubungan Anda dengan dunia tidak diputuskan, maka Anda menjadi sama dengan dunia. Jika Anda menjadi sama dengan dunia, tentu saja Anda tidak bisa dibedakan dari dunia. Anda menjadi orang biasa, sama seperti orang dunia yang lainnya. Gereja sekarang ini sudah najis, tidak kudus, sudah menjadi biasa-biasa saja Bukankah hal ini sudah terjadi pada gereja? Gereja sekarang ini sudah menjadi najis, tidak kudus, sudah menjadi biasa-biasa saja. Itulah yang sedang berlangsung. Bahkan gereja berkata bahwa kita tidak perlu menjadi kudus. Ada serombongan pendeta di luar sana yang ingin menjadikan saya sasaran kecaman karena memberitakan kekudusan sebagai esensial bagi keselamatan. Mereka ingin menuduh bahwa saya memberitakan kekudusan sebagai unsur yang mendasar bagi keselamatan. Tentu saja, saya memang melakukannya. Dan saya tidak berniat meminta maaf sedikitpun akan hal itu karena memang itu yang dituntut oleh Allah dari umat-Nya. Di dalam Perjanjian Lama saja tuntutan itu ada, apalagi di dalam Perjanjian Baru. Di dalam Imamat 11, segenap pasal itu berbicara tentang kekudusan, tentang hal yang tidak najis, tentang hal kesucian. Dan segenap pasal ini diakhiri dengan dua penekanan, “Jadilah kudus, sebab Aku ini kudus,” sampai dua kali, di Imamat 1143 – 45. Mengapa Allah ingin agar orang Israel menjadi suci? Karena Dia ingin agar orang Israel menjadi kudus. Lawan dari najis di dalam Alkitab adalah kudus. Anda bisa lihat hal itu, misalnya, di 1 Tesalonika 47. Paulus berkata, “Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.” Oh, ini sangat mendasar sekali. Dia ingin agar kita menjadi suci. Dia ingin agar kita menjadi murni. Dia ingin agar kita kudus. Mengapa? Supaya kita bisa bertahan. Supaya kita bisa menjadi luar biasa di dunia ini. Pokok ini ditegaskan dengan jelas di 1 Raja-raja 860 di mana Salomo berkata, “Supaya dunia tahu bahwa engkau adalah umat Allah, supaya mereka mengenal Allah, bahwa Allah adalah Tuhan dan tidak ada yang lain.” Orang Israel harus menjadi orang benar, mereka harus kudus, mereka harus suci, supaya dunia bisa mengenal Allah. Itulah hal yang disampaikan di 1 Raja-raja 860. Dan hal ini dilanjutkan di 1 Raja-raja 861, yang menyatakan hal yang sama tentang hal menjadi kudus, sempurna dan memiliki komitmen. Saya tidak punya banyak waktu untuk membahas persoalan menjadi biasa-biasa dan najis ini, akan tetapi di sini terlihat kontras yang konstan, menjadi biasa adalah lawan dari kudus. Allah menginginkan umat yang tampil menonjol di tengah angkatan mereka sebagai terang bagi dunia karena mereka telah mengalami perubahan di dalam hati; karena Allah telah memberikan hati yang bersih. Saya berdoa kepada Allah agar kita semua menjadi luar biasa, karena memang itulah panggilan Allah kepada kita, untuk menjadi luar biasa, bukan yang biasa-biasa saja, bukan yang najis, tidak suci. Ini adalah pokok yang sangat penting. Mengapa apa yang keluar dari mulut itu yang menajiskan kita? Namun yang berikutnya, mari kita masuk ke pertanyaan yang selanjutnya, mengapa apa yang keluar dari mulut itu menajiskan kita? Dapatkah kita mengatasi persoalan itu dengan menempelkan plester di mulut kita? Jadi hati saya boleh saja kotor, akan tetapi selama tak ada sesuatu hal yang keluar dari mulut saya, maka saya tidak najis. Bagaimana Anda akan menjelaskan hal ini? Apakah Anda menjadi najis atau tidak? Jika Anda memiliki natur yang tidak bersih, natur yang penuh dosa, maka tidak peduli apakah mulut Anda terbuka atau tertutup, Anda tetap memiliki natur yang tidak bersih, dengan demikian Anda tetap najis. Kedengaran bagus, namun anehnya itu bukan jawaban dari Alkitab. Sungguh mengherankan. Apa yang keluar, bukan apa yang tetap tinggal di dalam, yang menajiskan Anda. Menurut teologi sistematis, Anda telah najis, entah sedang membuka atau menutup mulut. Akan tetapi Yesus berkata bahwa apa yang keluar dari mulut Anda itulah yang menajiskan Anda. Sangat menarik. Mengapa bisa begini? Menurut Anda, apakah jawaban untuk permasalahan ini? Apakah penjelasannya? Dapatkah Anda pikirkan jawabannya? Mari kita kembali pada diagnosa awal sambil kita menuntaskan pembahasan dan tutup sesi hari ini. Yesus sedang mendiagnosa persoalan kita di dunia ini. Masalahnya bukan karena kita kurang mengembangkan ilmu pengetahuan, bukan karena kita kurang pendidikan, bukan karena kita kurang beragama. Ada sangat banyak agama, ada sangat banyak orang Farisi di sekitar kita. Persoalan kita adalah persoalan di dalam hati hati yang tidak bersih. Di manakah letaknya kejahatan dosa? Lantas apa salahnya memiliki hati yang tidak bersih? Apakah Allah tidak senang jika melihat hati kita kotor? Tidak. Lalu mengapa hal itu menjadi persoalan di dalam dunia ini? Anggaplah Anda memiliki hati yang tidak bersih, dan orang yang di sebelah Anda juga kotor hatinya, lantas apa masalahnya? Masalahnya sederhana, apa yang keluar dari mulut itu menghasilkan apa? Saat Anda berbicara, apakah yang terjadi? Ada orang lain yang mendengarnya. Jadi, ucapan itu mempengaruhi orang di sebelah Anda. Dengan kata lain, yang menajiskan seseorang itu adalah pengaruh yang dia timbulkan pada diri orang lain. Saya tidak tahu apakah Anda bisa menangkap prinsip rohani di bagian ini. Dosa bukanlah sesuatu yang sudah ada dengan sendirinya di dalam diri Anda tanpa peduli bagaimana urusan Anda dengan orang lain. Tidak begitu. Jahatnya dosa terletak pada fakta bahwa dosa itu mempengaruhi orang lain – apa yang Anda perbuat atau ucapkan itu. Dan Allah memperhatikan pengaruh yang Anda timbulkan terhadap orang lain. Mengertikah Anda akan poin ini? Sukar bagi Anda untuk memahaminya, bukankah begitu? Karena kita berpikir bahwa hidup yang kita jalani adalah hidup kita sendiri, kita mengerjakan urusan kita sendiri dan itu bukanlah urusan orang lain. Apa yang kita kerjakan itu akan menjadi urusan orang lain. Apa yang saya perbuat akan menjadi urusan Anda karena tak ada orang yang hidup sendirian. Saya adalah penjaga saudara saya. Sekali lagi, memang sulit bagi kita untuk mengerti bahwa hidup Anda selalu mempengaruhi orang lain entah lewat dosa akibat melakukan sesuatu atau akibat mengabaikan sesuatu. Saudara Anda sedang sakit dan kelaparan tetapi Anda tidak menolongnya. Allah akan menuntut hal itu dari Anda “Saat Aku kelaparan, di penjara, telanjang, kamu tidak memberi-Ku makanan, kamu tidak menjenguk-Ku, kamu tidak memberi-Ku pakaian untuk dikenakan.” Anda menjawab, ” Hei, itu bukan urusanku. Jika dia tidak punya makanan, itu adalah urusannya sendiri.” Itu adalah urusan Anda. Itu sebabnya saya bersyukur kepada Allah karena Anda sangat peduli kepada para pengungsi. Tahukah Anda bahwa dengan melakukan hal ini Anda telah menggenapi rencana Allah? Itu adalah urusan kita. Tak ada orang yang hidup bagi dirinya sendiri. Allah akan menghakimi kita atas pengaruh yang kita timbulkan pada orang lain, tahukah Anda hal itu? Dia tidak akan menghakimi Anda atas dosa yang tersembunyi di dalam hati Anda, sadarkah Anda akan hal ini? Dia akan menghakimi Anda berdasarkan pengaruh yang Anda timbulkan pada orang lain di dalam hidup Anda. Ini adalah pemikiran yang mengherankan dan revolusioner, akan tetapi ini adalah pemikiran yang alkitabiah. Kita dihakimi menurut perbuatan kita Itu sebabnya Alkitab berkata bahwa kita dihakimi menurut perbuatan kita, bukannya menurut keadaan kita melainkan menurut perbuatan kita. Mengherankan! Apa yang keluar dari diri Anda. Seandainya saja Anda bisa tetap menjaga dosa itu tetap di dalam diri Anda, sayangnya hal itu tidak bisa sebab sama halnya dengan pohon, ia akan menghasilkan buah. Jika pohon itu baik, maka buahnya baik. Jika pohon itu buruk, maka buahnya juga buruk. Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Anda tidak akan bisa menyembunyikannya. Anda menjalani hidup yang akan dihakimi oleh Allah, menurut pengaruh Anda kepada orang lain, atau tidak adanya pengaruh yang Anda hasilkan jika Anda seharusnya memberikan pengaruh. Mengertikah Anda apa yang sedang kita bahas ini, yaitu tentang mengapa Allah menginginkan agar orang Israel menjadi luar biasa? Mengapa Allah ingin agar Anda menjadi luar biasa? Mengapa Allah ingin agar saya menjadi luar biasa? Karena jika saya menjadi luar biasa, saat Allah mengubah hidup saya dan menjadikan saya luar biasa, maka saya akan memberikan pengaruh yang sangat nyata dan sangat baik kepada orang lain. Dan saya harus dan semestinya bisa mempengaruhi orang lain. Apa pengaruh terang terhadap orang-orang yang dalam kegelapan? Pernahkah Anda mengalami listrik padam? Tahukah Anda apa yang terjadi saat tidak ada terang? Anda meraba-raba di dalam kegelapan. Hidup Anda kehilangan keseimbangannya. Anda tidak bisa makan, tidak bisa belajar, tidak bisa melihat apa yang ada di atas meja, Anda tidak bisa melakukan apa-apa tanpa terang. Kita harus menjadi terang dunia ini. Terang kita harus mempengaruhi orang ke arah yang baik. Itulah panggilan surgawi! Tantangan yang sungguh indah! Tugas Anda di dunia ini adalah menjadi luar biasa! Itu sebabnya saya katakan sekali lagi kepada mereka yang akan diutus. Saat Anda keluar untuk melayani Tuhan, apakah yang akan Anda kerjakan? Pernahkah saya meminta Anda untuk membuat KKR besar-besaran? Tidak, saya tidak menyatakan hal itu. Mengapa? Karena bukan itu solusi bagi persoalannya. Hal itu tidak menyelesaikan masalah. Bagi yang sudah lama berkecimpung dan mengamati, akan tahu bahwa KKR besar-besaran ini tidak mengatasi masalah. Dan sangat sedikit orang yang dengan tulus berpaling kepada Tuhan, 85% sampai 90% akan murtad, namun sekumpulan kecil orang yang akan terus mengikut Tuhan, akan benar-benar datang kepada Tuhan jika mereka telah melihat terang Anda bersinar tanpa harus mengadakan KKR. Tugas Anda di dunia ini adalah berangkat dan menjadi orang yang luar biasa, bukannya untuk menyelenggarakan KKR. Jadilah luar biasa! Kehidupan orang-orang akan berubah cukup dengan melihat kehidupan Anda yang luar biasa. Saat Yesus menjalankan pelayanannya, adakah dia membuat KKR besar-besaran? Tidak. Akan tetapi karena hidupnya sangat luar biasa sehingga orang-orang datang, tertarik oleh semacam magnet kepadanya. Hidupnya menarik orang-orang untuk datang kepadanya. Dia tidak membuat oraganisasi apapun. Jangan coba-coba bermain curang. Anda tidak akan bisa mengakali Allah. Anda tidak akan bisa memperbaiki cara Allah. Jangan merasa pintar. Kerjakanlah dengan cara Allah. Allah tidak menyuruh kita menyelenggarakan kegiatan ini dan itu. Dia hanya berkata, “Pergi dan jadilah luar biasa. Jadilah umat-Ku di tengah dunia ini.” Bagaimana Anda bisa menjadi luar biasa? Dengan kesucian hati Bagaimana cara untuk menjadi luar biasa? Kembali ke pokok yang satu ini – kesucian hati. Bagaimana bisa mendapat kesucian hati? Dengan mengijinkan Allah menciptakan hati yang suci di dalam diri Anda. Itulah jalannya. Demikianlah, kita membuat satu lingkaran dan kembali ke titik awal lagi. Kita telah membahas tentang masalah mendasar umat manusia, masalah mendasar dalam hidup Anda. Jika Anda belum memahami isi khotbah kami, maka akan terjadi seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, “Mendengar itu tidak sama dengan memahami.” Saya tidak tahu apakah Anda sudah memahami. Jika Anda sudah memahami maka Anda akan tahu bahwa mengijinkan Allah menciptakan hati yang baru di dalam diri Anda, berpaling dari segala macam kejahatan, mengijinkan Allah memurnikan Anda, adalah hal yang paling esensial dan penting. Anda akan berakar di dalam Allah dan Anda akan memiliki pandangan rohani yang jernih Kemudian apa yang akan terjadi? Selanjutnya Anda akan ditanam oleh Allah dan berakar di dalam Dia. Di ayat 13 dari perikop ini disebutkan, “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.” Dan kedua, Anda akan memiliki pandangan rohani yang jernih. Anda tidak akan menjadi orang buta di tengah-tengah orang buta. Anda akan melihat dengan jelas. Hidup Anda akan menjadi luar biasa. Anda akan memecahkan persoalan yang melanda umat manusia. Dan ketika Anda telah mengatasi masalah tersebut di dalam diri Anda, Anda akan bisa pergi dan mengatasi persoalan orang-orang di sekitar Anda karena sekarang Anda sudah tahu apa persoalannya. Bukankah indah bisa mengetahui apa akar persoalannya berikut dengan jalan keluarnya? Anda tahu akar persoalan manusia dan Anda tahu jawabannya Kita sebagai orang Kristen berada di posisi yang unik. Saya melihat dunia dan saya merasakan adanya suatu kesempatan istimewa sekaligus tanggung jawab yang besar. Saya mengamati setiap orang dan saya tahu persis apa persoalannya dan saya tahu jawaban bagi persoalannya karena Yesus telah memberitahu saya. Saya telah mencobanya dan jawaban itu benar. Bukankah indah? Tak ada dokter yang punya posisi yang sangat beruntung ini. Dia tahu banyak tentang penyakit akan tetapi dia juga tahu bahwa sebagian besar dari penyakit-penyakit itu tak dapat dia sembuhkan. Dia bisa meredakan gejala-gejala sebagian besar penyakit akan tetapi dia tidak bisa menyembuhkannya. Tetapi Anda tahu persis apa masalahnya dan Anda tahu jawabannya. Dan saya sampaikan kepada mereka yang telah dilatih, Anda berada di dalam kedudukan yang istimewa. Anda pergi keluar dengan mengetahui apa persoalan serta jawabannya. Pastikanlah bahwa Anda hidup sesuai dengan itu. Berikan Komentar Anda
Denganmengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang senantiasa dilimpahkan kepada kita semua. Penulis merasa bahagia dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjalan lancar. Makalah ini berisi tentang taqwa dalam agama Islam, adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah agama. Akhir
Pertanyaan Jawaban Melalui Maleakhi 36, Allah menyatakan, “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.” Demikian pula di Yakobus 117 memberitahukan kita, “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” Melalui Bilangan 2319, ternyatakan dengan jelas, “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta, bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” Tidak, Allah tidak mengubah pikiranNya. Ayat-ayat ini menegaskan Allah tidak berubah dan tidak dapat diubah. Namun, fakta ini nampaknya bertolakbelakang dengan apa yang dinyatakan di ayat-ayat lain, seperti misalnya Kejadian 66, “maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.” Demikian pula di Yunus 310 yang mengatakan, “Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.” Begitu juga di Keluaran 3214 yang menyatakan, “Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.” Ayat-ayat ini berbicara mengenai Allah “menyesali” sesuatu, dan sepertinya bertolak belakang dengan ayat-ayat yang mengatakan bahwa Allah tidak berubah. Namun demikian, analisa lebih dalam dari ayat-ayat ini mengungkapkan bahwa ini bukanlah bagian yang bisa dipakai untuk menunjukkan Allah dapat berubah. Dalam bahasa aslinya, kata “menyesal” diterjemahkan dari ungkapan bahasa Ibrani yang berarti “berbelas kasihan.” Merasa kasihan untuk sesuatu, bukan berarti ada perubahan yang terjadi. Konteksnya lebih mengenai kesedihan atas sesuatu yang telah terjadi. Pertimbangkan Kejadian 66 yang menyatakan, “menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi.” Ayat ini selanjutnya mengatakan, “…dan hal itu memilukan hati-Nya.” Ayat ini menyatakan bahwa Allah menyesal telah menciptakan manusia. Namun, jelas, Dia tidak mengubah keputusanNya. Sebaliknya, melalui Nuh, Dia mengijinkan manusia tetap ada. Kenyataan bahwa kita masih hidup sampai sekarang ini menjadi bukti nyata Allah tidak mengubah pikiranNya soal penciptaaan manusia. Konteks dari ayat ini lebih untuk memberi gambaran mengenai keadaan manusia yang hidup dalam dosa. Dosa manusia yang memicu kesedihan Allah, bukan keberadaan manusia. Pertimbangkan apa yang dikatakan di Yunus 310, …“maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.” Kata “menyesal” di sini adalah kata yang sama dalam bahasa Ibrani yang berarti “berbelas kasihan.” Mengapa Allah berbelas kasihan kepada orang-orang Niniwe? Karena mereka bertobat. Sebagai hasilnya, mereka berubah dari tidak taat kepada ketaatan. Allah sama sekali konsisten. Allah akan menghukum Niniwe karena kejahatan mereka. Namun Niniwe menyesal dan mengubah cara hidup mereka. Sebagai hasilnya, Allah berbelas kasihan kepada Niniwe. Semua ini tetap konsisten dengan karakterNya. Melalui Roma 323, kita mengetahui bahwa semua orang sudah berdosa dan tidak mencapai standar Allah. Melalui Roma 623, kita mengetahui bahwa konsekuensi dari kenyataan ini adalah kematian rohani dan jasmaniah. Jadi, penduduk Niniwe pantas untuk dihukum. Setiap manusia menghadapi situasi yang sama karena pilihan manusia sendiri untuk berdosa itulah yang memisahkan kita semua dari Allah. Manusia tidak dapat meminta Allah bertanggung jawab atas kesulitannya. Karena itu, justru akan berlawanan dengan karakter Allah kalau Dia tidak menghukum penduduk Niniwe saat mereka terus berdosa. Namun, orang-orang Niniwe berbalik menjadi taat, dan karena itu Allah memilih untuk tidak menghukum mereka sebagaimana yang semula direncanakan. Apakah perubahan sikap orang Niniwe mewajibkan Allah tetap melakukan apa yang direncanakan? Sama sekali tidak! Allah tidak punya kewajiban terhadap manusia. Allah itu baik dan adil, dan Dia memilih untuk tidak menghukum orang-orang Niniwe karena pertobatan mereka. Paling sedikit, ayat ini sebetulnya justru menunjukkan bahwa Allah tidak berubah. Jika Allah tidak menyelamatkan orang-orang Niniwe yang bertobat, hal itu justru bertentangan dengan karakter Allah. Ayat-ayat Alkitab yang menggambarkan Allah sepertinya “mengubah pikiranNya” sebenarnya hanyalah merupakan upaya manusia untuk memahami tindakan Allah. Allah yang tadinya mau melakukan sesuatu, namun sebaliknya malah terpotret melakukan sesuatu yang lain. Bagi kita, hal ini sepertinya berubah. Namun bagi Allah yang Mahakuasa dan berdaulat, itu bukanlah perubahan. Allah selalu tahu apa yang Dia perlu lakukan. Allah juga tahu apa yang Dia harus lakukan, untuk membuat manusia melakukan apa yang Dia ingin mereka lakukan. Allah mengancam menghancurkan Niniwe, karena Dia tahu bahwa hal itu akan membawa penduduk Niniwe bertobat. Allah mengancam menghancurkan Israel, karena Dia tahu Musa akan berdoa syafaat bagi mereka. Allah tidak menyesali keputusanNya, namun sedih karena respon sebagian orang terhadap keputusan-keputusanNya. Allah tidak mengubah pikiranNya, namun bertindak konsisten sesuai dengan FirmanNya, sebagai respon terhadap tindakan kita. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah Allah mengubah pikiranNya?
Tidakada satupun ciptaan Tuhan di dunia ini yang tidak dapat diubah Tuhan. demikian juga hati manusia dapat diubah kan Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya. D
KEJAIBAN ALQURAN Tau gak salah satu keajaiban Al-Qur’an yang sulit ditandingi oleh ciptaan Allah yang lain? Keajaiban itu adalah “ISINYA GAK BAKAL BISA DIUBAH!” Hmm gak percaya? Atau masih ragu? Coba deh buka Al-Qur’an mu, terus cari QS. Al-Isra’ 17 Ayat 88, “Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.” Masih ada lagi, Allah nantang manusia coba deh buat 10 surat aja yang seperti di dalam Al-Qur’an, itu tertera pada QS. Hud 11 Ayat 13, “Bahkan mereka mengatakan, Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu. Katakanlah, Kalau demikian, datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya Al-Qur’an yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” Tapi Allah Maha Tahu bahwa manusia itu lemah, jadi Allah nantang lagi, gak usah 10 Surah deh, 1 Surah aja kalo bisa coba buat. Pernyataan itu ada di QS. Al-Baqarah 2 Ayat 23-24, “Dan jika kamu dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami, buatlah satu surahyang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat, dan pasti kamu tidak akan dapat membuat, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”. Sebaliknya Al-Qur’an lah yang mampu mengubah hati para manusia. Bahkan manusia dengan hati yang sangat kelam sekalipun dapat berubah akibatnya. Lihatlah Umar bin Khattab ra., bagaimana bencinya beliau kepada Islam bahkan sempat berniat membunuh Rasulullah SAW. Ketika disentuh oleh Qur’an, hati nya yang keras berubah seketika jadi sangat lembut. Hati lembut ini yang mengantar beliau hingga diangkat menjadi Khalifah Umat Islam yang berjaya pada masanya. Jadi sudahkah kamu mengubah dirimu jadi lebih baik dengan Qur’an hari ini?
DearMartua, Allah Tritunggal adalah Allah yang Esa (Ul. 6:4) dan merupakan 3 pribadi yang berbeda: Bapa, Anak yaitu Yesus Kristus, dan Roh Kudus (Mat. 28 terakhir). Jadi, Bapa itu bukan Roh Kudus karena merupakan pribadi yang berbeda. Ketika kita melihat Kristus di dalam Bapa dan Bapa di dalam Kristus, Kristus dan Bapa adalah satu (Yohanes 17), kita tidak bisa
Efesus 421-24 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Mungkin Anda pernah memanjatkan doa seperti ini, “Tuhan, ubah hatiku, ubah hidupku,” “Pakai hidupku, ya, Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang.” Baca juga KASIH SESEORANG TERPANCAR MELALUI PENGORBANANNYA Menurut Anda, bagaimana Tuhan mengubah hidup Anda? Banyak orang Kristen mengira bahwa ketika mereka terbangun di pagi hari, Tuhan akan secara tiba-tiba akan membuat diri mereka menjadi sabar, baik hati, lemah lembut, dan penuh penguasaan diri. Sementara, ada juga orang Kristen yang percaya bahwa Tuhan memakai masalah untuk mengubah kehidupan mereka. Ayat 2 Timotius 316 mengatakan, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Kebenaran Firman Tuhan adalah cara Tuhan mengubah hati dan hidup Anda. Beberapa waktu lalu, saya membahas mengenai masalah di Instagram hagahtoday. Saya mengatakan bahwa selama hidup di dunia, Anda dan saya pasti akan menghadapi masalah. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, percaya atau tidak percaya, masalah adalah bagian dari hidup Anda selama ada di dunia ini. Bukan Tuhan yang menyebabkan masalah di dalam hidup Anda. Masalah muncul karena Anda yang menyebabkannya, dan terkadang, orang di sekitar Anda yang menyebabkannya. Jadi, yang menjadi masalah bukanlah masalah-masalah tersebut, karena masalah-masalah itu akan selalu ada. Yang menjadi masalah adalah respons Anda terhadap masalah. Pada saat Anda membaca dan merenungkan kebenaran Firman Tuhan, biarkan benih kebenaran itu tertanam dan bertumbuh di dalam hati Anda, berpeganglah pada hal tersebut, sehingga saat masalah datang, respons Anda terhadap masalah tidak lagi sama seperti sebelumnya. Itulah cara Tuhan mengubah hati dan hidup Anda. Baca juga JANGAN MAU DIPERBUDAK OLEH UANG Jadi, bukan Tuhan yang mengubah-ubah kapan masalah datang dan pergi dalam hidup Anda, Tuhan mengubah Anda! Melalui kebenaran-Nya, Dia mengubah cara Anda memandang dan merespons masalah. Membuat Anda menjadi lebih besar dari masalah yang Anda hadapi. penulis mistermuryadi = = = = = Jika blog ini memberkati Anda, pertimbangkanlah untuk menabur. Anda dapat memberikan donasi via BCA 7340 12 6160 atau CommBank AUS BSB 062239, Account Number 1030 2575 atas nama Zaldy Muryadi.